Meski perusahaan sudah berusaha keras merekrut karyawan terbaik, kenyataannya produktivitas bisa menurun seiring waktu. Ini menimbulkan risiko operasional seperti penurunan kinerja dan tingginya angka resign. Artikel ini membahas faktor-faktor utama penyebab menurunnya produktivitas dan bagaimana tim manajemen risiko bisa membantu mencegahnya.
Faktor Penyebab Produktivitas Menurun
- Burnout (Kelelahan Mental)
Burnout membuat karyawan terbaik kehilangan semangat kerja. Menurut WHO, burnout adalah stres kronis akibat pekerjaan yang tidak ditangani dengan baik. Ini bisa menurunkan performa dan meningkatkan risiko resign.
Solusi:
Tim risiko bisa mendorong perusahaan untuk memantau beban kerja, menyediakan program kesehatan mental, dan rutin mengevaluasi risiko burnout.
- Karyawan Tidak Lagi Terlibat (Disengaged)
Gallup mencatat bahwa hanya 23% karyawan di dunia yang benar-benar terlibat dalam pekerjaannya. Karyawan ingin pekerjaannya punya makna, ingin dikenal karena keunikannya, dan butuh manajer yang bisa menjadi pelatih.
Solusi:
Tim risiko harus mendorong pelatihan bagi manajer agar bisa membangun hubungan dan membimbing timnya, serta mendukung perubahan peran agar karyawan merasa lebih bermakna.
- Komunikasi Tidak Jelas
Kurangnya komunikasi yang jelas bisa membuat karyawan bingung dan kehilangan motivasi. Survei dari CIPD menunjukkan 47% karyawan merasa tidak termotivasi karena komunikasi buruk dari atasan.
Solusi:
Buat sistem komunikasi yang jelas dan konsisten, termasuk dokumentasi kebijakan dan umpan balik rutin.
- Kurangnya Apresiasi dan Sistem Penghargaan yang Tidak Tepat
Karyawan butuh pengakuan. Jika penghargaan tidak sesuai dengan nilai dan tujuan perusahaan, karyawan bisa merasa kecewa dan memilih untuk keluar.
Solusi:
Bangun sistem penghargaan yang adil dan selaras dengan tujuan perusahaan. Gunakan alat pengakuan instan dan apresiasi dari rekan kerja.
- Promosi Tidak Adil dan KPI Tidak Jelas
Promosi yang tidak transparan dan indikator kinerja (KPI) yang tidak jelas bisa memicu rasa tidak adil. Ini merusak semangat kerja.
Solusi:
Audit kebijakan promosi dan standarisasi KPI agar adil dan transparan.
Mengukur Risiko Budaya Kerja
Beberapa alat yang bisa digunakan tim risiko untuk mengukur keterlibatan dan budaya kerja:
- Employee Net Promoter Score (eNPS): Ukur kepuasan karyawan.
- Survei Burnout: Identifikasi tim yang rentan stres.
- Indeks Keadilan Promosi: Evaluasi transparansi dalam kenaikan jabatan.
Peran Tim Risiko dalam Menjaga Produktivitas
Tim risiko tidak mengambil alih tugas HR, tetapi bisa jadi “penerjemah risiko perilaku” yang menghubungkan data lapangan dengan saran kebijakan yang lebih tepat.
Langkah yang Bisa Dilakukan Tim Risiko:
- Meninjau KPI agar tidak mendorong perilaku negatif.
- Mendorong sistem penghargaan yang adil dan sesuai kenyataan di lapangan.
- Menutup celah komunikasi berdasarkan data dari karyawan.
- Mengidentifikasi pola kerja berlebihan yang memicu burnout dan menyarankan batasan peran yang sehat.
Menurunnya produktivitas karyawan adalah risiko nyata yang harus diatasi. Dengan mendorong sistem apresiasi yang tepat, KPI yang jelas, dan pengukuran risiko budaya kerja, tim manajemen risiko bisa membantu menjaga keterlibatan karyawan dan keberlangsungan perusahaan.
Artikel ini telah diterbitkan oleh PRMIA, dengan judul Understanding Employee Productivity Decline: A Risk-based Approach to Recognition, KPIs, and Organizational Practices.