Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Banyak eksekutif perusahaan yang kurang memberikan perhatian terhadap manajemen risiko politik. Hal ini sebenarnya memberikan peluang bagi perusahaan untuk unggul dari pesaing-pesaingnya. Terutama dalam era perubahan teknologi yang cepat, manajemen risiko politik bisa menjadi salah satu kunci strategis.

Manajemen risiko politik tidak selalu mendapatkan perhatian yang seharusnya. Namun, fakta ini memberikan peluang strategis bagi perusahaan yang berani mengambil langkah proaktif dalam mengelola risiko politik. Saat ini, dampak risiko politik bisa sangat besar, memengaruhi langkah-langkah strategis perusahaan seperti akuisisi, strategi masuk pasar, dan ekspansi internasional.

Hasil survei terbaru EY Global Capital Confidence Barometer menunjukkan bahwa lebih dari tiga perempat eksekutif perusahaan menyatakan bahwa tantangan geopolitik memaksa perusahaan mereka untuk mengubah investasi strategis. Bahkan, hampir dua pertiga di antaranya mengatakan bahwa mereka menunda investasi yang telah direncanakan sampai mendapatkan klarifikasi lebih lanjut tentang risiko geopolitik. Sikap “menunggu dan melihat” ini memberikan kesempatan strategis bagi perusahaan yang secara proaktif mengelola risiko politik. Mereka akan dapat bergerak lebih cepat dan lebih tangguh dibandingkan pesaing-pesaingnya.

Selain tantangan geopolitik, kebijakan di tingkat negara juga dapat berdampak besar pada strategi dan transaksi perusahaan di tahun-tahun mendatang. Misalnya, krisis COVID-19 mendorong banyak pemerintah untuk meningkatkan kemandirian dalam sektor-sektor strategis, yang mengarah pada inisiatif kebijakan untuk merelokasi produksi atau mendiversifikasi rantai pasokan.

Eksekutif global mengakui potensi dampak dari kebijakan industri semacam itu, dengan 71% dari mereka mengharapkan implikasi terhadap jejak internasional perusahaan mereka dan 69% mengharapkan dampak pada strategi masuk pasar. Sekitar dua pertiga dari mereka menunjuk pada pengaruh kebijakan industri dalam pengambilan keputusan akuisisi, baik di tingkat lintas batas maupun domestik.

Risiko politik memengaruhi semua risiko eksternal utama yang dihadapi perusahaan dalam survei EY Capital Confidence Barometer. Seiring dengan geopolitik COVID-19 yang menciptakan risiko politik di pasar di seluruh dunia, kebijakan stimulus pemerintah akan berdampak pada kinerja ekonomi. Selain itu, agenda kebijakan iklim yang semakin dihidupkan kembali akan membentuk lingkungan bisnis global di tahun 2021 dan seterusnya.

Teknologi juga menjadi pusat persaingan geopolitik — tren yang dipercepat oleh COVID-19 karena lebih banyak aspek pekerjaan dan kehidupan berpindah ke dunia online. Terakhir, politik kekuatan besar — terutama antara Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Tiongkok — akan mendorong lebih banyak regionalisasi ekonomi global dan ketegangan geopolitik antara pasar besar ini.

Tingkat risiko politik yang tinggi ini memang bisa memberikan tantangan bagi perusahaan, tetapi juga membuka peluang besar. Saat ini, hanya sebagian kecil eksekutif (14%) yang menganggap manajemen potensi dampak dari perubahan risiko geopolitik dan regulasi sebagai pertimbangan strategis utama. Sementara banyak yang mengabaikan isu-isu ini. Perusahaan yang berani mengambil langkah proaktif dalam manajemen risiko geopolitik akan mendapatkan keunggulan kompetitif yang signifikan.

Dalam EY Global Capital Confidence Barometer terbaru, eksekutif global menyadari bahwa risiko geopolitik memengaruhi investasi strategis mereka. Namun, hanya sebagian kecil dari eksekutif perusahaan yang menganggap manajemen risiko politik sebagai prioritas strategis. Ini menciptakan peluang kompetitif bagi perusahaan yang mengadopsi strategi yang berani.

Sebagai bagian dari upaya meningkatkan respons perusahaan terhadap risiko baru, sekitar setengah eksekutif perusahaan mengatakan bahwa mereka telah tampil sama dengan pesaing mereka dalam mengidentifikasi, mengevaluasi, dan merespons risiko-risiko baru secara langsung selama pandemi COVID-19.

Namun, hanya sekitar sepertiga dari mereka yang percaya bahwa perusahaan mereka telah tampil lebih baik dalam hal ini. Meskipun demikian, kurang dari separuh eksekutif berencana untuk meningkatkan investasi di bidang ini. Terlihat bahwa manajemen risiko lebih tentang bertahan daripada berkembang.

Dari 45% perusahaan yang berencana berinvestasi dalam mengidentifikasi, mengevaluasi, dan merespons risiko-risiko baru, mereka memiliki peluang yang jelas untuk mengungguli pesaing-pesaing mereka dalam beberapa tahun mendatang. Salah satu langkah penting yang harus mereka ambil adalah berinvestasi dalam meningkatkan manajemen risiko politik. Hal ini memerlukan pemantauan aktif terhadap lingkungan risiko politik, menilai dampak dari potensi risiko politik di seluruh fungsi perusahaan, dan mengelola risiko politik sebagai bagian dari proses manajemen risiko perusahaan secara umum.

Artikel ini telah diterbitkan oleh EY, dengan judul Why geopolitical risk management is a strategic opportunity. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.