Kesadaran akan pentingnya pengelolaan risiko terkait alam semakin meningkat, terutama setelah disepakatinya Global Biodiversity Framework (GBF) oleh PBB pada Desember 2022. GBF, yang merupakan versi keanekaragaman hayati dari Paris Agreement, memberikan panduan untuk melindungi alam dan mengatasi kehilangan keanekaragaman hayati.
GBF menetapkan target ambisius untuk dicapai pada 2030, di antaranya:
- Melindungi 30% daratan, lautan, dan perairan global (30 by 30).
- Mengurangi subsidi merugikan lingkungan hingga USD 500 miliar per tahun.
- Memangkas setengah dari limbah makanan global.
Langkah ini mendorong lahirnya Taskforce on Nature-related Financial Disclosures (TNFD), yang mirip dengan Taskforce on Climate-related Financial Disclosures (TCFD). TNFD bertujuan membantu perusahaan memahami dan melaporkan risiko terkait alam, dengan harapan dapat diintegrasikan ke dalam standar akuntansi internasional.
Laporan World Economic Forum mengungkapkan bahwa lebih dari setengah PDB global bergantung pada aset alam dan layanan ekosistem, baik secara langsung maupun melalui rantai pasok. Ketergantungan ini membuat bisnis rentan terhadap risiko kehilangan alam.
Bank Dunia menemukan bahwa kerusakan pada kehutanan, penyerbukan, dan perikanan dapat secara signifikan mengurangi PDB di wilayah dengan populasi besar. Misalnya:
- Industri di Brasil dan Malaysia menunjukkan ketergantungan tinggi pada layanan ekosistem.
- Sektor pertahanan dan administrasi publik di Inggris sangat bergantung pada stabilisasi ekosistem.
Mengelola Risiko Keanekaragaman Hayati
Beberapa lembaga keuangan telah memulai analisis ketergantungan mereka pada alam, termasuk:
- Norinchukin Bank: Menganalisis sektor industri yang bergantung pada layanan ekosistem spesifik.
- TD Bank: Melakukan analisis mendalam untuk klien agrikulturnya.
- Robeco: Mengevaluasi eksposur investasi terhadap sektor yang berdampak tinggi pada keanekaragaman hayati.
Alat dan Kerangka Kerja
Kerangka kerja seperti ENCORE dan TNFD’s LEAP membantu perusahaan:
- Mengidentifikasi ketergantungan pada alam.
- Mengevaluasi dampak dan risiko terkait alam.
- Merencanakan respons dan melaporkan risiko.
Dengan lebih dari separuh ekonomi dunia bergantung pada alam, risiko kehilangan keanekaragaman hayati tidak bisa diabaikan. Lembaga keuangan perlu memahami hubungan portofolio mereka dengan alam untuk memitigasi dampak negatif. Dengan mengadopsi pendekatan seperti TNFD, organisasi dapat mengambil langkah proaktif untuk mengelola risiko alam dan memastikan keberlanjutan jangka panjang.
Artikel ini telah diterbitkan oleh GARP, dengan judul Nature Risk Measurement Is Evolving. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.