Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Perubahan dalam lingkungan risiko saat ini bergerak dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ancaman-ancaman yang baru muncul kian sulit untuk diatasi. Studi Manajemen Risiko Global Accenture 2019 menemukan bahwa para pemimpin risiko (risk leader) kini menghadapi tantangan yang lebih tinggi.

Sebanyak 72 persen orang dalam survei Accenture menyebutkan adanya risiko baru yang kompleks dan saling berhubungan. Risiko-risiko ini memberi tiga tantangan teratas, yaitu 1) risiko teknologi yang mengganggu; 2) pelanggaran data; dan 3) risiko operasional.

Dalam menghadapi risiko-risiko ini, perubahan yang cepat harus dilakukan. Sejumlah solusi perlu dipersiapkan oleh para risk leader dalam menghadapi ancaman utama.

Beberapa solusi yang dapat dilakukan terbagi atas beberapa poin sebagai berikut:

  1. Berubah menjadi digital untuk menghadapi ancaman digital
  • Teknologi dapat meningkatkan efisiensi, tetapi juga memberikan konsekuensi tak terduga
  • Kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dapat digunakan
  1. Memanfaatkan dorongan dari teknologi pintar (smart technology)
  • Pembelajaran mesin (machine learning/ML) memberikan kesiapan risiko yang lebih baik
  • Hanya 10 persen yang menerapkan ML ke kumpulan data (dataset)
  1. Menambahkan nilai (value) dari data
  • Terdapat nilai potensial dalam sumber data baru
  • Sebanyak 57 persen responden berencana menggunakan data pemasaran untuk mengelola risiko
  1. Berkolaborasi untuk menyusun kesiapan risiko yang lebih baik
  • Kolaborasi berarti mitigasi risiko yang lebih baik

Pemimpin risiko mungkin tidak akan sepenuhnya memegang kendali. Maka, yang direkomendasikan untuk dilakukan para risk leader adalah pendefinisian faktor-faktor dalam kontrol fungsi risiko dan menetapkan aset yang harus dilindungi. Hal ini dilakukan demi mengantisipasi, menilai, dan memitigasi seluruh ancaman baru yang mungkin muncul.

Artikel ini telah diterbitkan oleh Accenture, dengan judul Sektor Jasa Keuangan Terjaga Stabil di Tengah Divergensi Perekonomian Global pada 3 Desember 2019. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.