Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Di era digital yang semakin kompleks, perusahaan di sektor infrastruktur kritis menghadapi tantangan besar dalam menangani ancaman siber yang terus berkembang. Banyak tim keamanan tidak memanfaatkan data secara optimal, sehingga gagal memberikan kontribusi maksimal bagi organisasi.

Pemimpin perusahaan, konsumen, dan regulator mengharapkan data digunakan sebagai aset strategis. Namun, banyak bisnis justru kewalahan dengan data yang tidak terstruktur, sulit diakses, dan membengkakkan biaya penyimpanan. Berbagi informasi melalui cara tradisional seperti spreadsheet dan database lama mengakibatkan hilangnya peluang dalam melawan ancaman siber.

Sebagai contoh, di sektor keuangan, banyak data penting yang tersembunyi dapat membantu bank mendeteksi peretasan dan penipuan lebih cepat jika informasi tersebut bisa disajikan dengan jelas. Di perusahaan global, catatan keamanan tersebar di berbagai lokasi, padahal data ini dapat memperkuat postur keamanan secara global jika tim keamanan di seluruh dunia memiliki pandangan risiko yang terintegrasi secara real-time.

Untuk mengatasi tantangan dari kelompok kriminal dan ancaman canggih lainnya, perusahaan membutuhkan cara inovatif untuk mengubah data menjadi wawasan manajemen risiko. Salah satu caranya adalah pendekatan keamanan siber berbasis data yang menggabungkan teknologi dan talenta untuk mendukung seluruh organisasi.

Pendekatan ini mengintegrasikan berbagai kelompok seperti operasi siber, respons insiden, intelijen, investigasi keamanan global, dan manajemen penipuan. Dengan tata kelola data yang terarah, tim-tim ini dapat membuat keputusan secara real-time dalam menghadapi ancaman yang berkembang.

Ketika sebuah bank menghadapi ancaman kompleks, seperti evolusi dari peretasan menjadi skema penipuan, pendekatan berbasis data memungkinkan tim spesialis untuk berbagi data dengan cepat, berkolaborasi, dan mengalihkan penyelidikan dengan mulus dari satu tahap ke tahap berikutnya.

Pendekatan ini juga membantu perusahaan di seluruh industri infrastruktur kritis. Misalnya, produsen global besar bisa lebih proaktif dalam menangani risiko, berbagi data keamanan dengan cepat, dan mengelola ancaman dengan lebih efektif. Dengan pandangan risiko yang menyeluruh, perusahaan dapat meningkatkan keamanan bahkan di bagian-bagian yang mengalami keterbatasan sumber daya.

Selain itu, pendekatan ini membuat penyimpanan data besar lebih efisien, memungkinkan perusahaan memanfaatkan analitik keamanan secara real-time dan menerapkan siber canggih yang prediktif.

Dengan mengadopsi pendekatan manajemen risiko siber berbasis data, organisasi dapat meraih keunggulan kompetitif. 

Artikel ini telah diterbitkan oleh Booz Allen dengan judul How Data-Driven Cybersecurity Can Enable Your Business. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.