Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Dalam dekade terakhir, faktor ESG (Environmental, Social, Governance) telah menjadi prioritas utama bagi komunitas investasi. ESG tidak hanya membantu mengelola risiko dalam portofolio investor, tetapi juga menawarkan peluang untuk investasi berkelanjutan jangka panjang. Investasi ESG sering kali lebih tangguh dibandingkan investasi tradisional dan dapat memberikan kinerja yang lebih baik.

Pendorong Utama Peningkatan Investasi ESG

Beberapa alasan mengapa investasi ESG meningkat di seluruh dunia adalah:

  1. Risiko Investasi Tradisional: Investasi tradisional sering terdampak oleh risiko terkait lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG), seperti aset yang terbengkalai atau insiden perubahan iklim.
  2. Permintaan Investor: Semakin banyak investor yang menginginkan aset berkelanjutan.
  3. Perubahan Peraturan: Banyak negara mulai mengadopsi peraturan yang mewajibkan perusahaan untuk mematuhi prinsip-prinsip ESG.

Perkembangan ESG di Asia

Meskipun Asia tertinggal dalam adopsi investasi ESG dibandingkan dengan Eropa dan Amerika Utara, kawasan ini dengan cepat mengejar ketertinggalannya. Penelitian menunjukkan bahwa penetrasi investasi ESG di kalangan investor kaya di Asia akan meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun 2022. Ada empat pemangku kepentingan utama yang mendorong kebangkitan ESG di Asia:

  1. Regulator: Regulator di Asia, seperti di Singapura dan Tiongkok, mulai mengharuskan pengungkapan ESG yang sebelumnya bersifat sukarela menjadi wajib.
  2. Klien: Banyak investor kaya di Asia sudah berinvestasi dalam ESG atau berencana melakukannya segera. Mereka menginginkan produk yang lebih beragam dan pendekatan konsultasi yang lebih baik.
  3. Perusahaan Pengelolaan Kekayaan: Banyak perusahaan pengelolaan kekayaan telah memiliki atau berencana untuk menawarkan produk dan layanan berbasis ESG.
  4. Manajer Relasi (RM): Para RM percaya bahwa klien mereka akan semakin berinvestasi dalam ESG. Namun, mereka membutuhkan lebih banyak dukungan dalam bentuk data, wawasan, dan pelatihan untuk memberikan saran yang lebih baik.

Perusahaan pengelolaan kekayaan di Asia menghadapi tantangan besar untuk mengintegrasikan ESG ke dalam strategi mereka. Mereka perlu:

– Memperbarui Kemampuan Platform: Khususnya dalam hal data untuk mengatasi perbedaan di pasar Asia.

– Mengembangkan Produk dan Layanan: Menyediakan produk yang beragam dan layanan konsultasi yang komprehensif.

– Meningkatkan Pelatihan: Memberikan pelatihan kepada staf untuk memahami dan mengatasi perubahan dalam investasi ESG.

Meskipun investasi ESG di Asia saat ini masih tertinggal, kawasan ini dengan cepat mengejar ketertinggalannya berkat dukungan dari berbagai pemangku kepentingan. Dengan memperhatikan perubahan peraturan, memenuhi kebutuhan investor, dan meningkatkan kemampuan internal, perusahaan pengelolaan kekayaan di Asia dapat memanfaatkan peluang besar dalam investasi ESG yang akan datang.

Artikel ini telah diterbitkan oleh Accenture, dengan judul Good to Row: The Rise of ESG Investing in Asia. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.