Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Perlambatan ekonomi atau pemulihan lambat merujuk pada kondisi penurunan ekonomi yang memengaruhi kemampuan pelanggan untuk membeli produk atau layanan. Situasi ini berdampak pada permintaan dan penawaran, yang bisa disebabkan oleh peristiwa global seperti krisis keuangan 2008 atau pandemi COVID-19, maupun peristiwa lokal seperti ketidakstabilan geopolitik atau masalah produktivitas.

Mengapa Perlambatan Ekonomi Merupakan Risiko Besar bagi Bisnis?
Ketidakpastian mengenai berapa lama perlambatan ekonomi akan berlangsung membuat perusahaan cenderung mengambil langkah defensif dengan fokus pada likuiditas, pengendalian biaya, dan manajemen tenaga kerja. Dampak dari perlambatan ekonomi meliputi:

  1. Pendapatan Terhambat atau Menurun: Ketika konsumsi menurun, pendapatan bisnis bisa terpengaruh karena perubahan kebiasaan belanja konsumen.
  2. Gangguan Rantai Pasokan: Krisis ekonomi bisa menyebabkan kekurangan bahan baku atau produk, yang mempersulit bisnis untuk memenuhi permintaan.
  3. Kesulitan Pembiayaan: Arus kas menjadi krusial, sementara akses ke pendanaan baru bisa semakin sulit karena pihak pemberi pinjaman menjadi lebih berhati-hati.
  4. Kebijakan Pemotongan Biaya: Pengurangan staf sering kali menjadi langkah untuk menghemat biaya, meskipun menjaga motivasi karyawan yang tersisa bisa menjadi tantangan.
  5. Dampak Globalisasi: Teknologi memungkinkan bisnis beroperasi secara global, sehingga dampak krisis ekonomi di suatu wilayah bisa meluas ke area lain.

Perlambatan ekonomi cenderung berulang setiap dekade. Tren seperti populasi yang menua, perubahan iklim, dan adopsi kecerdasan buatan yang luas bisa memperparah ketidakpastian ekonomi. Misalnya, peningkatan kerja jarak jauh telah memengaruhi sektor properti komersial, yang dapat berdampak negatif pada industri perbankan.

Bagaimana Cara Mitigasi Dampak Perlambatan Ekonomi?

  1. Meningkatkan Cadangan Kas: Likuiditas yang lebih tinggi bisa membantu bisnis menghadapi penurunan pendapatan dan memungkinkan mereka berinvestasi di area inovasi.
  2. Perencanaan Tenaga Kerja: Strategi awal yang mencakup penilaian keterampilan bisa mengurangi dampak gangguan tenaga kerja.
  3. Fokus pada Risiko Terintegrasi: Mengelola risiko yang saling terkait seperti siber, reputasi, dan rantai pasokan bisa membantu mencegah kerugian berantai.
  4. Diversifikasi: Memperluas basis pemasok dan pelanggan dapat membantu bisnis bertahan dari perubahan ekonomi yang tidak menentu.

Mengantisipasi dan merencanakan perlambatan ekonomi membantu organisasi tetap tangguh dan beradaptasi dengan kondisi yang terus berubah.

Artikel ini telah diterbitkan oleh AON, dengan judul “Economic Slowdown or Slow Recovery” pada 8 November 2023. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.