Risiko geopolitik merupakan salah satu dari tiga isu teratas yang diyakini oleh para CEO untuk ditindaklanjuti pada 2023. Bagi manajemen, keharusan menavigasi risiko geopolitik sudah jelas. Namun, bagi dewan, peta jalannya masih belum jelas. Sebenarnya, apa saja peran dewan direksi, relatif terhadap manajemen, dalam membangun dan mengelola perusahaan yang tangguh?
Dalam survei terhadap dewan direksi global, sebagian besar mengatakan bahwa mereka sangat siap untuk menghadapi tantangan yang dekat dengan negara mereka, tetapi tidak siap menghadapi kekuatan berskala lebih besar. Nyatanya, dewan harus segera beradaptasi dengan tatanan global. Mereka membutuhkan perincian yang lebih besar dalam cara memahami, memantau, dan memitigasi risiko geopolitik
Memahami: Keahlian dan Kompetensi
Hal ini dimulai dengan siapa. Dewan yang beragam dengan keahlian dan pengalaman secara aktif terlibat dalam pemecahan masalah. Dewan dapat membentuk tugas komite-komite utama untuk menghadapi risiko geopolitik di berbagai dimensi. Selain itu, dewan dan tim manajemen harus memiliki pembagian tanggung jawab yang jelas dalam hal memimpin pengelolaan risiko geopolitik. Biasanya, dewan direksi berfokus pada penyediaan arah dan strategi yang jelas.
Dengan adanya siapa, pertanyaan selanjutnya adalah informasi apa yang harus diberikan kepada dewan untuk mengedukasi anggota.
Meskipun keragaman pandangan harus dipertahankan, dewan juga harus mempertahankan pendidikan yang selaras dan berkelanjutan. Paparan terhadap beragam perspektif diperlukan untuk menavigasi dunia yang multipolar.
Dalam hal kapan, risiko geopolitik tidak mengikuti kalender kuartalan. Sebaliknya, dewan direksi harus meningkatkan kemampuan untuk mengambil keputusan setidaknya setiap bulan untuk meninjau perkembangan sesuai kebutuhan.
Dimensi yang kurang dihargai dalam meningkatkan kemampuan dewan adalah tempat (di mana). Dewan harus mempertimbangkan pengadaan pertemuan di berbagai pasar, termasuk pasar-pasar utama yang sedang berkembang. Hal ini tidak hanya akan memperdalam pemahaman, tetapi juga memberi sinyal secara eksternal dan internal mengenai komitmen organisasi terhadap suatu pasar.
Terakhir, bagaimana caranya. Faktanya, risiko geopolitik melintasi semua tim, seperti komunikasi, keuangan, dan teknologi.
Memantau: Kerangka Kerja yang Relevan
Meningkatkan pemahaman dewan direksi merupakan hal yang mendasar. Pemahaman tersebut kemudian perlu disalurkan ke dalam pemantauan berkelanjutan melalui kerangka kerja yang memfokuskan pikiran dewan direksi.
Salah satu kerangka kerja tersebut adalah dasbor risiko geopolitik yang meninjau pasar secara berjenjang. Pasar dengan tingkat yang lebih tinggi adalah pasar yang mendorong organisasi menavigasi kepentingan antar negara yang bersaing secara tajam. Pasar tingkat bawah memiliki risiko lokal, seperti ketidakstabilan politik.
Meskipun beberapa pertimbangan dewan direksi terhadap pasar tertentu dapat ditindaklanjuti, dewan direksi juga harus menyisakan ruang untuk ditinjau dan didiskusikan. Hal ini akan memastikan bahwa dewan memberikan manfaat bagi manajemen.
Kerangka kerja lain yang dapat dimanfaatkan oleh dewan adalah kerangka kerja “angsa hitam, badak abu-abu, dan lapisan perak” (black swans, gray rhinos, and silver linings) untuk menilai dan mengelompokkan skenario geopolitik utama. Angsa hitam adalah risiko yang tidak diketahui dengan dampak tinggi, sedangkan badak abu-abu adalah risiko yang dapat diperkirakan dengan dampak tinggi. Di sisi lain, lapisan perak mewakili area peluang di tengah gejolak geopolitik.
Mitigasi: Pengembangan dan Penerapan Kontrol Risiko
Beberapa lembaga menerapkan pengendalian yang mencakup
- memastikan tim manajemen membangun ketahanan dalam rantai pasokan,
- meninjau kebijakan asuransi,
- mengalibrasi ulang struktur perusahaan dan teknologi,
- berinvestasi dalam urusan publik dan regulasi, serta
- memikirkan cara terbaik untuk melibatkan dan mempertahankan komitmen kolega terhadap perusahaan di tengah kekuatan sentrifugal nasionalisme.
Salah satu kontrol utama adalah dewan memastikan bahwa organisasi telah mendefinisikan dengan jelas aktivitas dan entitasnya di pasar yang sensitif secara geopolitik. Selain itu, dewan dapat menugaskan pengembangan compact tambahan. Pengembangan compact tersebut membantu menciptakan keselarasan dan dukungan internal yang penting dalam mengelola risiko geopolitik. Pada akhirnya, dewan memang memiliki peran kunci dalam melakukan pengawasan untuk meningkatkan kemampuan manajemen.
Artikel ini telah diterbitkan oleh McKinsey & Company, dengan judul “Geopolitical Resilience: The New Board Imperative” pada 8 Agustus 2023. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.