Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Investasi yang berfokus pada faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan (Environmental, Social, and Governance) telah menjadi perhatian utama bagi banyak pengelola aset. Skor ESG menjadi alat penting dalam merancang dan melaksanakan strategi investasi yang mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan dari suatu perusahaan. IMF melalui Working Paper terbarunya, “Dekonstruksi Skor ESG: Bagaimana Berinvestasi dengan Kriteria Anda Sendiri?”, menyajikan analisis mendalam tentang skor ESG dan bagaimana investor dapat mengembangkan strategi investasi yang lebih terfokus.

Analisis Skor ESG

Skor ESG digunakan oleh pengelola aset sebagai panduan dalam menilai kinerja suatu perusahaan dalam aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola. IMF mencatat bahwa meskipun skor ini menjadi instrumen yang sangat berguna, tetap terdapat ambiguitas dalam menentukan faktor-faktor utama yang menyebabkan skor ESG lebih tinggi atau lebih rendah. Dalam analisisnya, IMF mengusulkan dekonstruksi skor ESG ke dalam komponen yang terperinci. 

Karakteristik Kategori ESG

Working Paper IMF menyoroti bahwa tidak semua jenis kategori ESG dapat menjadi dasar untuk strategi investasi yang lebih terfokus. Hal ini berkaitan dengan batasan dalam pengungkapan data ESG dan tantangan mendasar dalam menerjemahkan karakteristik kualitatif menjadi ukuran kuantitatif. IMF melakukan penyelidikan karakteristik dari berbagai kategori yang mendasari skor ESG untuk memahami lebih dalam potensi pengembangan strategi investasi yang lebih terarah.

Strategi Investasi Terfokus pada Kategori ESG

IMF mencoba menganalisis kinerja strategi investasi yang terfokus pada kategori ESG tertentu, dengan memulai dari pengecualian perusahaan dengan skor terendah dalam kategori yang diminati. Hasilnya menunjukkan bahwa strategi ini dapat secara signifikan meningkatkan skor kategori ESG tanpa dampak finansial yang besar dibandingkan dengan benchmark pasar saham secara umum. Namun, pengecualian tersebut dapat menghasilkan bias regional dan sektoral dibandingkan dengan benchmark, yang mungkin tidak diinginkan bagi sebagian investor.

Selanjutnya, IMF mengimplementasikan strategi “best-in-class” dengan cara menghindari perusahaan dengan skor terendah dalam suatu kategori dan menginvestasikan hasil penjualan pada perusahaan dengan skor tertinggi, sambil tetap mempertahankan komposisi regional dan sektoral yang sama dengan benchmark. Pendekatan ini mengurangi kesalahan pelacakan portofolio dan sedikit meningkatkan kinerja yang disesuaikan dengan risiko, sambil tetap memberikan keuntungan yang signifikan dalam skor kategori ESG yang ditargetkan.

Working Paper IMF ini memberikan wawasan mendalam tentang cara dekonstruksi skor ESG dapat membantu investor mengembangkan strategi investasi yang lebih terarah sesuai dengan kriteria mereka sendiri. Meskipun tantangan dalam pengukuran kualitatif ke dalam dimensi kuantitatif masih ada, tetapi IMF memberikan pandangan bahwa pemecahan skor ESG dapat membuka pintu untuk strategi investasi yang lebih efektif dan berkelanjutan. Dengan demikian, investor dapat lebih bijak dalam mengalokasikan modal mereka dengan mempertimbangkan dampak lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan secara lebih rinci.

Artikel ini telah diterbitkan oleh IMF, dengan judul Deconstructing ESG Scores: How to Invest with Your Own Criteria?. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.