Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Berdasarkan survei global oleh Protoviti terhadap para eksekutif dan direktur C-level dalam hal pengaruh hambatan ekonomi, masalah talenta, teknologi baru, ancaman dunia maya, dan peristiwa geopolitik, berikut adalah daftar risiko teratas (top risk) 2024.

  1. Kondisi ekonomi dapat secara signifikan membatasi peluang pertumbuhan.
  2. Kemampuan organisasi untuk mempertahankan talenta terbaik, mengelola perubahan ekspektasi tenaga kerja, dan mengatasi tantangan suksesi dapat membatasi kemampuan mencapai target operasional.
  3. Organisasi mungkin tidak cukup siap mengelola ancaman siber yang dapat merusak merek.
  4. Risiko pihak ketiga yang timbul akibat ketergantungan pada outsourcing dan pengaturan kemitraan strategis dapat mencegah tercapainya target organisasi.
  5. Perubahan regulasi dan pengawasan secara signifikan memengaruhi proses produk atau layanan dirancang dan diproduksi.
  6. Penerapan teknologi digital mungkin memerlukan keterampilan baru yang terbatas sehingga memerlukan upaya signifikan untuk meningkatkan keterampilan karyawan.
  7. Operasi dan infrastruktur teknologi informasi (TI) lama mungkin tidak memenuhi harapan kinerja sebaik pesaing di era digital.
  8. Lingkungan suku bunga saat ini mungkin memiliki dampak signifikan terhadap biaya modal dan operasi organisasi.
  9. Peningkatan biaya tenaga kerja yang diantisipasi dapat memengaruhi kemampuan untuk memenuhi target profitabilitas.
  10. Kepatuhan terhadap peraturan privasi data mungkin memerlukan sumber daya yang signifikan untuk merestrukturisasi cara data dikumpulkan dan digunakan.

Kekhawatiran ekonomi menempati posisi risiko teratas, menggantikan risiko talenta dan masalah suksesi (naik dari posisi kedua pada 2023). Maka, kebijakan bank sentral difokuskan pada penanggulangan inflasi yang disebabkan oleh:

  • peningkatan biaya tenaga kerja;
  • program stimulus pemerintah yang besar;
  • pengurangan risiko ketergantungan negara-negara Barat terhadap Tiongkok, konflik regional, dan perkembangan lain di kawasan lanskap geopolitik; dan
  • peningkatan harga tempat tinggal, makanan, dan energi.

Kekhawatiran ekonomi melingkupi seputar lingkungan suku bunga yang secara signifikan memengaruhi biaya modal dan operasi organisasi. Sementara itu, risiko yang berkaitan dengan manusia tetap menjadi perhatian utama, sedangkan budaya menjadi prioritas kedua. Penurunan risiko terkait budaya kemungkinan terjadi karena organisasi menekankan peningkatan ketahanan dan kesadaran risiko karyawan dalam lingkungan bisnis yang berkembang pesat.

Risiko di peringkat kedua pada daftar 2024—menemukan dan mempertahankan talenta yang tepat—sangat relevan di era terkini. Organisasi harus menemukan strategi untuk menciptakan daya tarik bagi jenis talenta unik yang mereka butuhkan.

Sementara itu, keamanan siber menjadi perhatian utama dalam jangka pendek. Ancaman siber kini menempati peringkat risiko ketiga pada 2024 (naik dari peringkat ke-15 pada tahun lalu). Peningkatan posisi ini i mencerminkan meningginya kesadaran terhadap lanskap risiko siber yang dipengaruhi oleh kurva eksponensial kemajuan teknologi.

Kekuatan lain, seperti meningkatnya ketergantungan pada pihak ketiga, juga berkontribusi terhadap lanskap ancaman. Hal yang sama terjadi pada kondisi geopolitik, termasuk dengan adanya kepentingan nasional yang saling bersaing, hingga terorisme global yang memengaruhi penilaian risiko siber di wilayah dan negara tertentu.

Kekhawatiran atas pengawasan regulasi juga meningkat dalam jangka pendek. Risiko regulasi menurun selama pandemi Covid-19 karena banyaknya kekhawatiran risiko lainnya yang lebih tinggi. Meski begitu, kekhawatiran ini menyebar luas di seluruh industri.

Di sisi lain, peristiwa geopolitik mendorong perubahan penting dalam persepsi risiko. Tren penting dalam hasil survei global daftar risiko teratas tahun ini adalah mengenai apa yang terungkap dari temuan sebelum dan sesudah 7 Oktober 2023, yaitu ketika peristiwa di Israel dan Gaza meletus. 

Survei ini—seperti tahun-tahun sebelumnya—menunjukkan adanya variasi dalam perspektif di seluruh kelompok industri dan wilayah di dunia. Selain itu, terdapat perbedaan perspektif di antara para direktur dan eksekutif C-level mengenai tingkat keparahan risiko pada 2024. Hal ini menunjukkan perlunya dialog di tingkat tertinggi organisasi untuk memastikan bahwa semua orang yang terlibat memiliki pemahaman yang sama mengenai risiko perusahaan yang kritis.

Pertimbangan untuk Dewan

Dalam 1 tahun ke depan, kita akan menghadapi ketidakpastian ekonomi, masalah talenta, ancaman dunia maya, risiko pihak ketiga, serta masalah regulasi dan teknologi. Keseluruhan aspek tersebut menjadi hal yang paling menyita perhatian di jajaran C-level.

Untuk itu, dewan direksi harus mempertimbangkan tema risiko dan evaluasi fokus pengawasan risiko. Jika pimpinan senior organisasi belum mengidentifikasi atau memprioritaskan masalah sebagai hal yang perlu dipertimbangkan, direktur harus bergerak untuk mempertimbangkan relevansinya dengan strategi perusahaan.

Artikel ini telah diterbitkan oleh Protiviti, dengan judul “The Top Risks for 2024: Risk Priorities Are Shifting” pada 10 Januari 2024. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.