Dengan meningkatnya nilai data sebagai aset, risiko siber kini menjadi ancaman yang nyata. Tidak hanya dari serangan eksternal, seperti malware atau phising, risiko ini juga datang dari dalam, misalnya kelalaian atau kesalahan manusia. Untuk itu, dibutuhkan strategi proaktif untuk menghadapi risiko siber, antara lain, melalui enam langkah berikut.
- Pengembangan Kebijakan Keamanan Siber yang Komprehensif
Kebijakan yang dimaksud harus mencakup aspek keamanan.
- Edukasi dan Pelatihan Pegawai
Pelatihan reguler dimaksudkan untuk menekan risiko internal, khususnya akibat kesalahan manusia.
- Penerapan Teknologi Keamanan Terkini
Teknologi yang digunakan ini harus terus diperbarui agar tetap kompeten menghadapi bentuk ancaman baru yang mungkin berkembang.
- Manajemen Akses dan Identitas
Tindakan yang dapat dilakukan adalah mengadakan otentikasi multifaktor dan mengelola hak akses.
- Analisis Risiko dan Penilaian Keamanan Berkala
Analisis ini diharapkan meliputi evaluasi risiko dan pengujian penetrasi.
- Pembuatan Rencana Tanggap Darurat
Rencana ini harus sebaiknya memuat langkah-langkah pemulihan data dan komunikasi krisis.
Strategi di atas dapat dikembangkan melalui sejumlah implementasi proaktif di dalam perusahaan. Beberapa implementasi yang dimaksud adalah
- audit sistem secara teratur,
- lakukan pembaruan dan pemeliharaan sistem,
- backup data, serta
- lakukan kolaborasi dan berbagi informasi.
Mengantisipasi risiko siber melalui langkah proaktif adalah fondasi perlindungan data. dengan Cara ini membantu dalam melindungi aset berharga sekaligus mempertahankan kepercayaan pelanggan dan mematuhi regulasi yang berlaku.
Artikel ini telah diterbitkan oleh CRMS Indonesia, dengan judul “Mengantisipasi Risiko Siber: Langkah Proaktif dalam Perlindungan Data” pada 29 Februari 2024. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.