Di tengah meningkatnya ketimpangan ekonomi global, perusahaan menghadapi tantangan yang lebih dari sekadar finansial atau operasional. Reputasi menjadi aset yang rentan, terutama di era ketika konsumen dan pemangku kepentingan semakin peduli pada isu sosial.
Ketimpangan Ekonomi sebagai Risiko Sistemik
Menurut laporan KPMG International, ketimpangan ekonomi menimbulkan tantangan sosial, hukum, moral, dan ekonomi di dalam perusahaan. Budaya kerja dan produktivitas dapat terganggu, sementara citra perusahaan berisiko tercoreng jika dianggap tidak peduli atau justru memperburuk ketimpangan.
Survei global yang dikutip The Guardian menunjukkan bahwa penghentian program keberagaman, kesetaraan, dan inklusi dapat menjadi bumerang untuk reputasi, terlebih di tengah tekanan politik yang kian meningkat.
Perilaku Konsumen yang Semakin Kritis
Konsumen kini lebih sadar sosial dan memilih merek yang mencerminkan nilai-nilai mereka. Penelitian dari Journal of Business Research menyebutkan bahwa ketimpangan ekonomi mendorong konsumen untuk mencari kendali pribadi, mengubah cara mereka merespons pesan pemasaran.
Sementara itu, pengangguran dan penurunan daya beli—seperti dibahas dalam Raconteur—turut membahayakan stabilitas ekonomi dan permintaan pasar, memengaruhi bisnis secara langsung.
Strategi Menghadapi Risiko Reputasi
Untuk mengurangi risiko reputasi akibat ketimpangan ekonomi, perusahaan perlu:
- Tunjukkan Kepedulian Sosial: Jalankan program yang mendukung keberagaman, perlakuan adil bagi karyawan, dan bantu masyarakat sekitar.
- Jujur dan Terbuka: Ceritakan secara terbuka apa saja yang sudah dilakukan perusahaan untuk mengurangi ketimpangan, agar orang bisa melihat usaha nyata perusahaan.
- Iklan yang Merangkul Semua: Buat kampanye pemasaran yang bisa diterima oleh semua kalangan dan mencerminkan semangat keadilan sosial.
- Ajak Semua Pihak Terlibat: Dengarkan pendapat karyawan, pelanggan, dan orang-orang di sekitar. Libatkan mereka dalam pengambilan keputusan penting.
- Cek Risiko Secara Rutin: Lakukan pengecekan berkala untuk melihat apakah ada hal yang bisa merusak reputasi perusahaan, lalu buat rencana untuk mengantisipasinya.
Dalam iklim sosial-ekonomi saat ini, perusahaan tidak bisa menutup mata terhadap ancaman reputasi yang ditimbulkan oleh ketimpangan ekonomi. Dengan langkah yang proaktif dan transparan, perusahaan dapat menjaga kepercayaan publik sekaligus berkontribusi pada masyarakat yang lebih adil.
Artikel ini telah diterbitkan oleh ERMA, dengan judul Reputational Risks in the Age of Economic Inequality. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.