Oleh: Dr. Antonius Alijoyo

Interupsi bisnis kini menjadi salah satu risiko terbesar yang dihadapi organisasi, meskipun diprediksi akan turun ke posisi keenam pada 2026. Apa yang sebenarnya dimaksud dengan interupsi bisnis, dan mengapa risiko ini begitu penting?

Apa Itu Interupsi Bisnis?
Interupsi bisnis terjadi ketika operasi organisasi terhenti atau berkurang, yang menyebabkan hilangnya pendapatan atau keuntungan. Penyebabnya bisa berupa kerusakan properti, serangan siber, atau gangguan lain yang menghambat kelancaran operasional perusahaan.

Contoh nyata ancaman interupsi bisnis terjadi pada 2023, saat kebakaran hutan di Kanada menghentikan produksi minyak. Dampak dari gangguan seperti ini sangat besar, mengancam kelangsungan hidup perusahaan. Gangguan dapat merusak reputasi, mengurangi kepercayaan pelanggan, dan mengganggu arus kas.

Faktor yang Membuat Interupsi Bisnis Semakin Kompleks
Beberapa faktor yang memperburuk interupsi bisnis adalah:

  • Perubahan regulasi yang membutuhkan kepatuhan berkelanjutan.
  • Bencana cuaca yang menyebabkan kerusakan besar.
  • Serangan siber yang berpotensi menghentikan operasi.
  • Gangguan rantai pasokan yang masih terasa pasca-pandemi COVID-19.
  • Kekurangan tenaga kerja dan kelangkaan pasokan yang memperpanjang waktu pemulihan.
  • Ketidakpastian geopolitik yang menambah risiko bagi bisnis.

Meskipun 74% organisasi merasa sudah siap menghadapi interupsi, hampir sepertiga dari mereka tetap mengalami kerugian dalam 12 bulan terakhir. Ini menunjukkan bahwa kesiapsiagaan saja tidak cukup untuk menghindari dampak yang besar.

Cara Mengurangi Dampak Interupsi Bisnis
Beberapa langkah yang dapat diambil organisasi untuk mengurangi dampak interupsi antara lain:

  1. Pembaruan Rencana Krisis dan Kelangsungan Bisnis
    Perusahaan perlu secara berkala memperbarui rencana manajemen krisis untuk memastikan pemulihan cepat setelah gangguan.
  2. Diversifikasi Sumber Pasokan dan Persediaan
    Menggunakan beberapa sumber pasokan serta menambah inventaris dapat mengurangi risiko gangguan rantai pasokan, meskipun menambah biaya.
  3. Asuransi
    Asuransi membantu melindungi aset dan menanggung kerugian akibat gangguan. Pastikan perusahaan terus memperbarui rencana dengan broker dan penyedia asuransi.
  4. Fokus pada Pemulihan
    Jika terjadi gangguan, perusahaan harus segera fokus pada pemulihan dan kelangsungan operasional dengan rencana yang sudah disiapkan sebelumnya.

Dengan langkah-langkah ini, organisasi dapat memitigasi dampak interupsi bisnis dan memastikan kelangsungan operasional yang lebih stabil dan pemulihan yang lebih cepat.

Artikel ini telah diterbitkan oleh AON, dengan judul “Business Interruption”. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.