Di tengah dinamika geopolitik yang terus berkembang, sanksi menjadi alat yang semakin sering digunakan oleh negara-negara untuk menekan pelanggaran hak asasi manusia, mencegah terorisme, hingga menghentikan praktik perbudakan. Bagi lembaga keuangan, persoalan global menjadi ujian terhadap kesigapan mereka dalam memastikan kepatuhan, melindungi reputasi, dan menghindari kerugian finansial.
Salah satu langkah penting yang harus diambil adalah menerapkan penilaian risiko sanksi (sanctions risk assessment/SRA). Proses ini membantu lembaga keuangan memahami titik rawan mereka dan merancang strategi mitigasi yang tepat.
Risiko Kepatuhan Sanksi: Ancaman Tak Kasat Mata
Bayangkan seorang bankir muda yang bekerja keras membangun kredibilitas institusinya. Sebuah transaksi mencurigakan melintasi meja kerjanya, melibatkan perusahaan di wilayah dengan regulasi ketat. Sekilas, ini terlihat seperti urusan biasa. Namun, jika diabaikan, risiko yang tersembunyi di balik transaksi itu bisa merusak reputasi lembaga hingga memicu denda miliaran rupiah.
Inilah inti dari risiko kepatuhan atau sanksi. Pelanggaran hukum sanksi, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat menyeret lembaga keuangan ke dalam krisis hukum, kehilangan kepercayaan nasabah, hingga kebangkrutan. Produk, pelanggan, dan lokasi operasi adalah elemen-elemen yang rentan memicu risiko ini.
Membangun Kerangka Kerja SRA
SRA (Sanctions Risk Assessment) yang efektif berfungsi untuk mengidentifikasi risiko sekaligus menyediakan solusi, membantu lembaga keuangan menghadapi jebakan sanksi.
Pilar Penting SRA
- Pengelolaan Data
- Mengenali risiko pada produk, layanan, dan wilayah operasi.
- Evaluasi kontrol dengan penilaian untuk mengidentifikasi kelemahan.
- Tantangan Utama
- Barang Berisiko Tinggi: Produk dengan potensi penggunaan ganda (sipil dan militer).
- Penghindaran Sanksi: Transaksi di wilayah dengan sejarah pelanggaran sanksi.
- Cryptocurrency: Anonimitasnya mempermudah penyalahgunaan.
- Pemanfaatan Teknologi Modern
- Menggunakan AI dan pembelajaran mesin untuk analisis data besar, deteksi pola, dan keputusan cepat.
Langkah Strategis Memperkuat SRA
- Pemerintahan yang Terencana
- Definisi peran dan pelaporan hasil penilaian yang mendukung pengambilan keputusan.
- Metodologi yang Responsif
- Adaptif terhadap perubahan regulasi dan risiko tambahan seperti penipuan atau penyuapan.
- Digitalisasi Proses
- Otomatisasi berbasis teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi.
SRA harus proaktif, memprediksi ancaman sekaligus peluang. Dengan analisis tren dan simulasi, perusahaan dapat menyusun strategi yang tangguh. Kolaborasi lintas fungsi dan integrasi dengan visi perusahaan, termasuk penetapan risk appetite, menjadi kunci keberhasilan.
Kerangka SRA yang solid, teknologi canggih, dan pendekatan responsif memungkinkan lembaga keuangan mengelola risiko sanksi dengan lebih efektif, menjaga reputasi, dan memperkuat daya saing di pasar global.
Artikel ini telah diterbitkan oleh protiviti, dengan judul Sanctions Risk Assessment: A Key Risk Management Tool. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.