Menurut survei Aon 2023, serangan siber dan pelanggaran data merupakan risiko terbesar yang dihadapi organisasi secara global, dengan tren yang diperkirakan akan berlanjut hingga 2026. Serangan ini tidak hanya menimbulkan kerugian finansial, tetapi juga merusak reputasi dan mengganggu operasi kritis. Serangan ransomware, khususnya, meningkat tajam sebesar 176% pada paruh pertama 2023, memperlihatkan perlunya strategi mitigasi yang lebih canggih.
Apa Itu Serangan Siber dan Pelanggaran Data?
- Ancaman Siber: Potensi terjadinya serangan, kerusakan, atau kerugian.
- Serangan Siber: Upaya pelaku jahat untuk mengkompromikan sistem.
- Pelanggaran Data: Hasil dari serangan siber yang berhasil, di mana informasi sensitif terekspos ke pihak tidak berwenang.
Faktor Penyebab dan Dampaknya
Human error menjadi penyebab utama, dengan 74% pelanggaran melibatkan elemen manusia, seperti rekayasa sosial, kesalahan penggunaan, atau kredensial yang dicuri. Selain itu, stres di tempat kerja dan ketakutan terhadap AI meningkatkan risiko kesalahan manusia. Biaya rata-rata pelanggaran data mencapai $4,5 juta, lebih tinggi untuk perusahaan tanpa dukungan AI dan otomatisasi.
Strategi untuk Meningkatkan Ketahanan Siber
- Identifikasi dan Penilaian Risiko
- Kumpulkan data untuk memahami dampak potensial ancaman siber.
- Gunakan temuan untuk mengarahkan keputusan strategis tentang mitigasi atau transfer risiko.
- Mitigasi Risiko
- Evaluasi ancaman yang berkembang dan tingkatkan bukti efektivitas kontrol kepada penjamin asuransi.
- Terapkan standar kontrol keamanan seperti NIST dan CIS.
- Latihan dan pelatihan berkala untuk membangun budaya keamanan siber yang kuat.
- Persiapan dan Pemulihan Insiden
- Rencana tanggap insiden yang matang mempercepat pemulihan.
- Integrasikan respons dengan tujuan bisnis dan proses klaim asuransi.
- Transfer Risiko
- Gunakan asuransi tradisional, asuransi captive, atau alternatif lainnya untuk melindungi neraca keuangan.
Serangan siber dan pelanggaran data adalah tantangan yang terus berkembang. Dengan pendekatan holistik mencakup identifikasi risiko, mitigasi, respons, dan transfer risiko, organisasi dapat meningkatkan ketahanan operasional dan meminimalkan dampak negatif. Upaya ini harus dilengkapi dengan edukasi karyawan dan penerapan teknologi canggih untuk menjaga daya saing di era digital.
Artikel ini telah diterbitkan oleh AON, dengan judul Cyber Attack or Data Breach. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.