Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Mengelola risiko geopolitik adalah keahlian yang semakin penting bagi manajer risiko. Dalam dunia yang penuh dengan tantangan global, pemahaman mendalam tentang definisi, klasifikasi, serta cara pengukuran risiko ini menjadi kunci. Artikel ini membahas konsep dasar risiko geopolitik, bagaimana mengukur dan mengelolanya, serta memberikan contoh nyata dari konflik Israel-Hamas.

Apa Itu Risiko Geopolitik?

Risiko geopolitik mengacu pada pengaruh hubungan kekuatan antarnegara yang dipengaruhi oleh faktor geografis. Menurut Encyclopedia Britannica, geopolitik melibatkan analisis hubungan kekuatan berdasarkan faktor geografis. Risiko ini mencakup peristiwa yang dapat berdampak negatif terhadap ekonomi global, populasi, atau sumber daya alam.

Jenis Risiko Geopolitik

  • Risiko Jangka Pendek dan Menengah: Dipengaruhi oleh tren global, seperti krisis utang negara berkembang pada 1980-an atau pandemi COVID-19.
  • Risiko Berulang vs. Satu Kali: Ada risiko yang bersifat berkelanjutan (misalnya, ketegangan geopolitik di Timur Tengah) dan risiko yang tiba-tiba (misalnya, serangan mendadak).

Cara Mengukur Risiko Geopolitik

Mengukur risiko geopolitik melibatkan skenario probabilistik. Donald Rumsfeld menggambarkan ini sebagai “hal yang diketahui, hal yang tidak diketahui, dan hal yang kita tidak tahu bahwa kita tidak tahu.”

Pendekatan Utama

  1. Pendekatan Kuantitatif
    • Membuat indeks risiko, seperti Geopolitical Risk Indicator (BGPRI) dari BlackRock, yang menghitung frekuensi penyebutan risiko dalam laporan keuangan.
    • Pendekatan text-mining untuk menganalisis berita dan artikel.
  2. Pendekatan Naratif
    • Membangun skenario berdasarkan wawasan ahli, seperti yang dilakukan McKinsey.
    • Survei opini pakar, seperti Global Risk Perceptions Survey dari World Economic Forum.

Alat Pengukuran

  • Matriks risiko yang mencakup:
    • Narasi Latar Belakang
    • Jangka Waktu (pendek, menengah, panjang)
    • Indikator Risiko
    • Kemungkinan Terjadinya
    • Dampak Risiko

Mengelola Risiko Geopolitik

Manajemen risiko geopolitik membutuhkan:

  • Pemahaman Sejarah: Peristiwa sejarah dan budaya suatu wilayah membantu memahami motivasi aktor utama.
  • Kapasitas untuk Mengantisipasi: Mengembangkan skenario terbaik, kemungkinan besar, dan terburuk untuk mempersiapkan respons yang fleksibel.

Faktor Tak Terduga
Risiko sering kali berkembang perlahan sebelum memuncak. Analisis berkelanjutan diperlukan untuk memantau tanda-tanda awal perubahan risiko.

Studi Kasus: Konflik Israel-Hamas

Apa: Konflik ini melibatkan aktor regional seperti Iran dan Qatar, serta global seperti Amerika Serikat. Iran memainkan peran penting melalui dukungannya terhadap kelompok seperti Hamas.

Bagaimana: Dampak makroekonomi termasuk lonjakan harga minyak dan gangguan rantai pasok global. Dampak mikroekonomi mencakup peningkatan biaya logistik dan hilangnya akses pasar.

Seberapa Besar: Gangguan pengiriman di Laut Merah telah meningkatkan biaya pengiriman, tetapi pasar minyak tetap relatif stabil karena pasokan yang cukup.

Seberapa Mungkin: Eskalasi konflik besar memiliki risiko rendah (10–20%), tetapi resolusi damai tetap tidak pasti.

Tahun 2024 diprediksi penuh gejolak, dengan risiko geopolitik seperti ketegangan di Timur Tengah dan siklus pemilu global. Ketahanan dan perencanaan kontingensi menjadi elemen kunci dalam menghadapi risiko yang berkembang perlahan dan yang muncul tiba-tiba.

Dengan pemahaman yang tepat, pemangku kepentingan dapat mengidentifikasi risiko geopolitik lebih awal dan merespons dengan strategi yang tepat.

Artikel ini telah diterbitkan oleh PRMIA, dengan judul Measuring Geopolitical Risk: The What, How, How Much and How Likely.