Bagaimana perusahaan Anda menghadapi risiko-risiko utama di dekade mendatang? Protiviti mengundang para eksekutif untuk berbagi wawasan dalam Top Risks Survey untuk membantu memahami tantangan risiko terdepan.
Teknologi kecerdasan buatan (AI) terus merevolusi bisnis, namun penggunaan AI juga membawa tantangan baru yang perlu diatasi. Chief Information Officers (CIO) dari perusahaan besar kini fokus menyeimbangkan inovasi AI dengan pengelolaan risiko, termasuk dalam aspek hukum, regulasi, dan reputasi.
Beberapa isu utama yang dihadapi CIO dalam mengelola risiko AI antara lain:
- Kebijakan Penggunaan yang Dapat Diterima
CIO berupaya menciptakan kebijakan AI yang aman namun tetap memfasilitasi inovasi. Banyak yang mempertimbangkan membatasi penggunaan AI publik, dan beberapa mengembangkan AI internal sebagai alternatif yang lebih aman. - Governance AI yang Fleksibel
Governance yang tanggap dan mampu mengikuti perkembangan AI sangat diperlukan agar teknologi tidak ketinggalan saat diterapkan. Pendekatan governance ini membantu perusahaan mengelola risiko sambil terus mendukung inovasi. - Menyeimbangkan Inovasi dan Pengendalian Risiko
Setiap organisasi memiliki pendekatan unik dalam mengadopsi AI. Beberapa bergerak cepat dengan inovasi AI, sementara yang lain lebih hati-hati. Keseimbangan antara risiko dan inovasi menjadi krusial, dan penting untuk membangun model operasi yang mencakup keduanya.
Langkah Menuju Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab
Untuk perusahaan yang ingin memanfaatkan potensi AI dengan aman, langkah-langkah berikut bisa diterapkan:
- Mengembangkan kebijakan penggunaan AI yang komprehensif.
- Menerapkan framework governance yang lincah.
- Melibatkan perspektif inovasi dan risiko secara seimbang dalam setiap keputusan AI.
Dengan pendekatan ini, perusahaan dapat memaksimalkan manfaat AI sembari meminimalkan risiko.
Artikel ini telah diterbitkan oleh Protiviti, dengan judul CIOs Weigh In on the Delicate Balance of AI Risk and Reward. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.