Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Manajemen risiko menjadi elemen krusial dalam sistem mutu RSUD, berperan mendukung layanan berkualitas dan keselamatan pasien. Sejak diperkenalkannya Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) hingga peraturan terbaru seperti STARKES, konsep seperti proses berisiko tinggi, FMEA, risiko jatuh, hingga Risk Register telah menjadi bagian tak terpisahkan dari pengelolaan rumah sakit sejak 2012.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2019 menetapkan pedoman manajemen risiko terintegrasi bagi rumah sakit di Indonesia, mencakup RS vertikal, RSUD, dan swasta. Tujuannya adalah memastikan kontribusi rumah sakit terhadap Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sektor kesehatan hingga 2024.

Namun, tantangan masih ada, terutama di level RSUD dan RS swasta, seperti analisis risiko residual yang mempertimbangkan tujuan strategis. Solusi yang disarankan adalah memperkuat penerapan ISO 31000 (2018) dan SNI 8848 (2019).

Empat Strategi Kunci

  1. Pendekatan Sistematis
    ISO 31000 menawarkan kerangka terstruktur untuk mengelola risiko klinis dan non-klinis. Meskipun penerapan penuh masih terbatas, pendekatan ini membantu menyelaraskan pemahaman lintas fungsi di rumah sakit.
  2. Identifikasi Konteks Risiko
    Rumah sakit perlu menentukan ruang lingkup risiko—apakah fokus pada asuhan pasien terintegrasi atau aspek lainnya. Kejelasan ini memudahkan mitigasi risiko.
  3. Sasaran SMART
    Setiap sasaran, baik strategis maupun operasional, harus Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time-bound untuk memastikan manajemen risiko terarah.
  4. Risk Owner
    Penunjukan tanggung jawab pada pihak yang relevan, dari Direktur untuk risiko strategis hingga Kepala Unit untuk risiko operasional, memastikan kendali risiko berjalan efektif.

Manajemen risiko tidak hanya soal akreditasi, tetapi juga inti peningkatan mutu layanan dan keselamatan pasien. Dengan ISO 31000, aktivitas manajemen risiko menjadi lebih komunikatif dan selaras dengan tujuan strategis rumah sakit.

Pendekatan ini memungkinkan RSUD menghadapi tantangan audit serta mendukung pembangunan sektor kesehatan yang berkelanjutan.

Artikel ini telah diterbitkan oleh CRMS, dengan judul Menyusun Puzzle Manajemen Risiko di RSUD. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.