Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Regulator perbankan semakin mengkhawatirkan pertumbuhan industri ekuitas swasta (private equity/PE) karena meningkatnya skala, kompleksitas, dan interkoneksi pembiayaan terkait aset pribadi. Laporan dari Bank of England (BoE) menunjukkan bahwa industri ekuitas swasta global telah tumbuh dari USD 2 triliun pada 2013 menjadi USD 8 triliun pada 2023.

Sementara itu, European Systemic Risk Board (ESRB) memperkirakan Aset Kelolaan atau assets-under-management (AUM) swasta di Eropa mencapai €2,4 triliun, mewakili sekitar 23% dari total global. Jika tren ini berlanjut, kompleksitas dan keterhubungan finansial swasta dengan sektor perbankan tradisional dapat mengancam stabilitas keuangan global.

Kekhawatiran PRA dan Temuan Tinjauan

Prudential Regulation Authority (PRA) di Inggris mengidentifikasi peningkatan eksposur bank terhadap bentuk pembiayaan baru dalam ekuitas swasta, seperti pinjaman berbasis Net Asset Value (NAV) yang dijaminkan oleh aset dana PE. Selain itu, banyak bank menunjukkan keterbatasan dalam sistem pengelolaan data risiko kredit yang tidak mampu mengukur eksposur gabungan terhadap perusahaan PE tertentu.

Temuan utama PRA meliputi:

  1. Agregasi Data dan Pendekatan Holistik: Bank kesulitan mengidentifikasi dan mengukur eksposur gabungan dalam sektor PE karena data terfragmentasi.
  2. Keterkaitan Risiko Kredit dan Pihak Ketiga: Banyak bank tidak memiliki prosedur untuk mengidentifikasi risiko dari klaim finansial yang tumpang tindih dan terhubung dengan dana PE.
  3. Pengujian Stres: Pengujian stres sering kali terbatas pada unit bisnis tertentu dan tidak memperhitungkan hasil skenario secara agregat.

Rekomendasi PRA

PRA mengharapkan bank untuk:

  • Mengintegrasikan data transaksi terkait PE dalam sistem manajemen risiko mereka, memungkinkan pengukuran eksposur terhadap PE secara keseluruhan.
  • Menerapkan pengujian stres yang menyeluruh dan modular, menyesuaikan dengan profil risiko produk terkait.
  • Menginformasikan dewan mengenai skala eksposur terhadap PE untuk evaluasi risiko yang lebih menyeluruh.

PRA menyarankan Chief Risk Officers (CRO) untuk mengevaluasi kesesuaian praktik mereka dengan temuan ini dan menyiapkan rencana perbaikan. Di masa depan, pengelolaan risiko kredit pihak ketiga perlu mempertimbangkan sektor PE dalam konteks yang lebih luas.

Artikel ini telah diterbitkan oleh KPMG, dengan judul Counterparty Credit Risk Management. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.