Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Pengalaman pasar pada 2023 telah memperkuat kebutuhan perusahaan asuransi untuk membangun portofolio yang kuat. Pada survei tahun 2024, Mercer dan Oliver Wyman membahas volatilitas pasar saat ini dan potensi dampak terhadap prospek investasi perusahaan asuransi di seluruh segmen dan lini bisnis.

Peluang dan Tantangan Perusahaan Asuransi 2024

Dengan volatilitas pasar sebagai perhatian utama, banyak perusahaan asuransi mengevaluasi kembali strategi pendapatan tetap mereka. Volatilitas pasar ini menjadi tantangan investasi utama yang disebutkan oleh 61% perusahaan,dan merupakan kekhawatiran yang berlanjut di seluruh jenis perusahaan asuransi dan wilayah.

Sebanyak 60% perusahaan asuransi mengoptimalkan portofolio pendapatan tetap inti sebagai peluang investasi utama untuk tahun depan. Sementara itu, di seluruh portofolio, 51% perusahaan memandang diversifikasi yang berkelanjutan dari kelas aset tradisional sebagai prioritas pada 2024, sedangkan 40% lainnya mengutip manajemen kas.

Melangkah ke Pasar Swasta

Hampir tiga perempat (73%) perusahaan asuransi berinvestasi di pasar swasta atau berencana untuk melakukannya pada 2024. Sementara itu, hampir empat dari 10 perusahaan asuransi (39%) berniat untuk meningkatkan alokasi pasar swasta mereka tahun ini.

Ketidakmampuan memberikan toleransi atas peningkatan non-likuiditas serta kurangnya sumber daya untuk menilai peluang investasi dan kompleksitas instrumen investasi adalah alasan utama sejumlah perusahaan untuk tidak berinvestasi di pasar swasta. Di sisi lain, di antara mereka yang berinvestasi, biaya dan kompleksitas merupakan hambatan yang paling umum untuk meningkatkan alokasi.

Tantangan Operasional

Regulasi menjadi tantangan operasional utama bagi perusahaan asuransi 2024, setidaknya bagi 61% perusahaan asuransi yang menjadi responden. Tantangan operasional lain yang menonjol bagi perusahaan asuransi adalah ketepatan waktu (45%) dan pengelolaan data tingkat aset yang sedang berlangsung (39%).

Regulasi dan perubahan regulasi yang diharapkan terus berfokus pada perusahaan asuransi, khususnya pada pelaporan dan data yang bersih terkait aset, akuntansi, serta lingkungan, sosial, dan tata kelola (environment, social, and governance/ESG).

Evolusi Pendekatan Investasi Berkelanjutan

Di antara perusahaan asuransi yang memasukkan pertimbangan keberlanjutan ke dalam keputusan investasi, 70% di antaranya berencana untuk meningkatkan eksposur terhadap investasi berkelanjutan dalam 12 bulan ke depan. Sementara itu, preferensi pemangku kepentingan dan ekspektasi peraturan adalah alasan yang paling banyak dikutip untuk memasukkan pertimbangan keberlanjutan ke dalam pengambilan keputusan investasi.

Di sisi lain, sebanyak 37% perusahaan asuransi (48% perusahaan asuransi jiwa dan 29% perusahaan asuransi non jiwa) menetapkan target nol-nol di seluruh portofolio investasi mereka, dengan ketertinggalan organisasi yang berbasis di Amerika Serikat (AS) dan Asia jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis di Eropa.

Kewaspadaan Perusahaan Asuransi

Volatilitas pasar, inflasi, dan pergeseran tingkat suku bunga akan membuat perusahaan asuransi waspada tahun ini. Sementara perusahaan asuransi terus melakukan diversifikasi ke pasar swasta, mereka menghadapi tantangan seperti biaya, kompleksitas, dan daya tarik suku bunga yang lebih tinggi. Maka, riset dan seleksi akan menjadi sangat penting dalam mengidentifikasi peluang-peluang terbaik.

Banyak perusahaan asuransi terus mencari tahu apa arti investasi berkelanjutan bagi organisasi dan bagaimana mereka ingin melakukan pendekatan untuk mengukur dan memantau faktor-faktor tersebut dalam portofolio. Untuk itu, beberapa perusahaan asuransi mulai mengambil langkah yang lebih signifikan, seperti mengintegrasikan pertimbangan iklim dan keberlanjutan di seluruh proses investasi atau menetapkan target nol-nol.

Artikel ini telah diterbitkan oleh Oliver Wyman, dengan judul “Mercer and Oliver Wyman 2024 Global Insurance Investment Survey” pada 11 April 2024. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.