Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Sektor asuransi dibangun untuk mengelola risiko dan meramalkan masa depan. Saat ini, sejumlah teknologi baru mulai menawarkan sejumlah manfaat potensial untuk menerima perubahan. Teknologi-teknologi inilah yang kemudian memungkinkan prediksi yang tepat, mengelola interaksi pelanggan, dan memperluas layanan yang dipersonalisasi.

Kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) bukanlah hal baru di dunia asuransi. Model AI dapat mensimulasikan skenario masa depan, meningkatkan akurasi estimasi risiko, dan mendorong penetapan harga yang lebih baik. Mereka juga dapat mengidentifikasi klaim palsu dengan lebih efektif.

Di sisi lain, ketergantungan pada sistem lama menjadi tantangan tersendiri. Meskipun teknologi saat ini memberikan dukungan dan stabilitas, sistem yang sama dapat menghambat perusahaan. Dengan adanya raksasa teknologi yang berniat mengganggu pasar asuransi, jelaslah bahwa produk asuransi tradisional harus berjuang untuk mengimbangi gaya hidup pelanggan.

AI berkembang dengan cepat. Namun, hal ini tidak menghalangi perusahaan asuransi untuk memilihnya sebagai teknologi yang dapat membantu mencapai ambisi. Tingkat kepercayaan terhadap AI terbilang signifikan. Sekitar 58 persen CEO di bidang asuransi merasa yakin akan mencapai pengembalian investasi dalam waktu 5 tahun.

Salah satu alasan cepatnya adopsi AI adalah banyaknya kasus penggunaan. Adopsi AI juga diuntungkan dengan kemudahan penggunaan dan aksesibilitas. Terlebih, tenaga kerja asuransi sudah terbiasa menggunakan aplikasi dengan kode rendah atau tanpa kode. Sebagai contoh, chatbot dan asisten virtual berbasis AI yang menyederhanakan pertanyaan pelanggan dan pemrosesan klaim serta memberikan respons yang cepat dan ramah selama 24 jam sehari.

Risiko Asuransi dan Teknologi

Sebagai penyeimbang dari potensi besar AI, penelitian KPMG mengungkapkan bahwa para CEO sangat menyadari rintangan yang ada. Masalah etika pengambilan keputusan AI dan ketiadaan regulasi yang kuat adalah kekhawatiran yang paling menonjol.

Lebih dari 72 persen CEO setuju bahwa regulasi AI harus sejajar dengan ketatnya peraturan komitmen iklim. Mark Longworth, Kepala Penasihat Asuransi Global di KPMG International dan Mitra di KPMG di Inggris menyebutkan, “Diperlukan kerangka kerja regulasi yang kuat untuk AI yang sebanding dengan risikonya. Regulasi seharusnya tidak menghambat inovasi tetapi melindungi penggunaan.”

Keamanan siber merupakan perhatian utama lainnya bagi 85 persen CEO. Laporan teknologi global KPMG menyoroti bahwa 63 persen responden setuju atau sangat setuju bahwa meningkatkan keamanan siber dan privasi akan membantu mereka memberikan pengalaman pelanggan yang memenangkan loyalitas. Manajemen dan integrasi data yang lebih baik merupakan manfaat utama, sebagaimana disebutkan oleh 42 persen responden.

Manusia adalah Inti Inovasi

Meskipun teknologi membentuk dunia, manusia adalah penggerak perubahan yang sebenarnya. Ketika perusahaan asuransi mencari cara terbaik untuk memanfaatkan teknologi baru, salah satu fokusnya adalah manajemen talenta.

Membingkai AI sebagai rekan kerja, bukan sebagai teknologi baru, dapat membantu menghilangkan rasa takut akan kemungkinan kehilangan peran. Mengintegrasikan peran AI bersama dengan kolega manusia akan memungkinkan fungsi asuransi mengelola tugas-tugas kompleks dengan lebih baik. Bagaimanapun, inovasi adalah perjalanan yang membutuhkan upaya berkelanjutan, investasi, dan kemauan untuk merangkul perubahan di semua tingkat organisasi. Meskipun ada risiko pada gelombang teknologi, risiko terbesar adalah kehilangan kesempatan untuk membentuk apa yang mungkin terjadi.

Praktik-Praktik Terbaik

Perusahaan-perusahaan KPMG telah membangun praktik-praktik terbaik ke dalam berbagai alat yang dirancang untuk mendapatkan hasil maksimal dari AI. Maka, berikut adalah rekomendasi KPMG.

  1. Gerak cepat untuk menghemat lebih cepat

Hal yang terpenting dilakukan perusahaan adalah membangun kepercayaan internal dan eksternal terhadap AI.

  1. Lakukan peningkatan untuk mempercepat pengiriman

Jika rencana transformasi perusahaan sudah berumur hingga 3 tahun, rencana tersebut perlu diperbarui agar dapat tetap mengendalikan biaya dan mengelola risiko.

  1. Bayangkan pencapaian nilai

Bayangkan dan upayakan perusahaan di masa depan dengan kemampuan mengurangi biaya dan memberikan nilai dengan bantuan AI.

Artikel ini telah diterbitkan oleh KPMG, dengan judul “AI in Insurance: A Catalyst for Change” pada 6 September 2024. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.