Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Meskipun masalah pandemi Covid-19 telah terpecahkan, tantangan rantai pasokan tetap menjadi masalah utama perusahaan energi. Survei CFO Grant Thornton untuk kuartal keempat 2023 memang menunjukkan kekhawatiran rantai pasokan mengalami penurunan di semua industri. Namun sayangnya, situasi politik yang bergejolak di Timur Tengah mengancam tantangan rantai pasokan energi. Kondisi ini berlangsung setidaknya sampai resolusi damai tercapai.

Masalah-Masalah Perusahaan Energi

Perusahaan energi hilir, tengah, dan hulu memiliki sejumlah masalah yang sama. Pertama, mereka mengalami kesulitan mendapatkan pekerja yang terspesialisasi dan kompetitif. Perusahaan kerap menggunakan agen sementara untuk mengisi pekerjaan. Namun, banyak dari pekerja sementara tersebut berhenti sebelum menyelesaikan pelatihan karena pekerjaan yang diberikan tergolong sulit. Kini, perusahaan-perusahaan mulai berkreasi dengan struktur gaji dan mengembangkan hubungan dengan sekolah-sekolah kejuruan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja khusus.

Kedua, mereka kesulitan mengelola regulasi dengan tuntutan environmental, social, and governance (ESG) yang baru. Perusahaan dapat mengalami goncangan peraturan, tergantung siapa yang berkuasa di pemerintahan. Perubahan dalam lingkungan peraturan dapat membuat perkiraan jangka panjang menjadi sulit bagi perusahaan di semua tahap aliran energi.

Ketiga, keamanan siber dan keamanan fisik membutuhkan dana yang signifikan karena perusahaan terus-menerus menghadapi ancaman serangan. Saat ini, sebagian besar pemimpin perusahaan telah memahami dasar-dasar keamanan siber. Ada beberapa hal yang perlu dimiliki para pemimpin, yaitu

  1. kesepakatan puncak perusahaan untuk memprioritaskan keamanan siber,
  2. kontrol teknologi informasi (TI) yang kuat,
  3. protokol pelatihan untuk para karyawan, dan
  4. rencana yang matang mengenai cara-cara menangani serangan siber.

Menjaga Keamanan Rantai Pasokan Energi

Beberapa perusahaan energi melakukan investasi besar dalam keamanan fisik, dengan peningkatan seperti pagar pengaman dan penghalang beton. Solusi teknologi seperti pengawasan video dan kontrol akses berkode kunci juga makin populer.

Regulator di tingkat negara bagian dan federal Amerika Serikat (AS) juga telah memberlakukan kebijakan untuk memperkuat perlindungan aset energi. Sementara itu, para pemimpin perusahaan hilir, tengah, dan hulu memantau serta mengevaluasi risiko-risiko ini dengan cermat. Di sisi lain, pihak ketiga dapat menimbulkan risiko yang tidak diinginkan dan signifikan bagi perusahaan tengah (midstream).

Mengelola Kontrak dan Analisis Data

Banyaknya variabel yang terkait dengan biaya midstream membuat penentuan harga menjadi sulit. Itulah mengapa perusahaan berinvestasi dalam perangkat lunak dan kemampuan manajemen kontrak untuk membantu menentukan harga layanan secara kompetitif. Penetapan harga dapat dibuat berjenjang berdasarkan volume, sedangkan model penetapan harga bersifat dinamis. Perusahaan midstream harus menggunakan teknologi yang memungkinkan mereka untuk memahami margin sepenuhnya.

Sementara itu, perusahaan energi hulu menghadapi sejumlah hambatan besar saat berusaha mendorong pertumbuhan berikut.

  1. Harga diperkirakan tetap tidak stabil untuk material baja karbon dan baja tahan karat yang dibutuhkan perusahaan hulu.
  2. Kapasitas midstream dan penyimpanan mungkin terbatas sehingga tidak masuk akal untuk mengekstraksi produk yang tidak dapat mereka kirimkan.
  3. Teknologi dan inovasi menghadirkan jawaban potensial untuk masalah material serta masalah di tempat kerja.

Masa Depan yang Menjanjikan

Kepentingan energi surya tampaknya memiliki masa depan yang menjanjikan, bahkan ketika perusahaan-perusahaan hulu, tengah, dan hilir telah membuktikan ketangguhan mereka selama beberapa tahun terakhir.

Di hampir semua kasus, perusahaan-perusahaan energi menemukan bahwa transformasi teknologi memberikan hasil yang baik terkait produktivitas dan efisiensi. Ketika perusahaan-perusahaan tersebut mengelola tenaga kerja, regulasi, keamanan siber, dan masalah utama lainnya, para pemimpin cenderung akan mempertahankan ketahanan di seluruh bidang operasi.

Artikel ini telah diterbitkan oleh Grant Thornton, dengan judul “Strengthen Resilience of Energy Supply Chains” pada 21 Februari 2024. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.