Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Institusi keuangan menyadari pentingnya mencapai target net-zero dan telah mengambil langkah-langkah menuju tujuan tersebut. Namun, isu iklim hanyalah salah satu aspek dari ekosistem yang lebih luas, yang mencakup elemen-elemen seperti air, mineral, dan penyerbuk. Banyak elemen ini menghadapi ancaman serius, termasuk penurunan kualitas dan hilangnya habitat.

Sebagai penyedia modal dan penasihat global, institusi keuangan memiliki peran kunci dalam mengatasi tantangan ini. Mereka bisa memanfaatkan perspektif unik mereka untuk mengidentifikasi risiko, mendanai solusi inovatif, dan menciptakan peluang baru. Selain itu, mereka dapat memfasilitasi transisi yang adil, dengan mendukung hak asasi manusia dan inklusi sosial.

Sekitar $40 triliun dari nilai ekonomi global, atau sekitar 50% dari produk domestik bruto, tergantung langsung pada alam. Namun, aktivitas manusia telah melampaui batas daya huni planet ini.

Ilmuwan telah mengidentifikasi delapan “batas planet” yang mempengaruhi stabilitas sistem Bumi. Saat ini, enam dari batas ini telah terlampaui, dengan risiko perubahan lingkungan yang tidak dapat diubah. Namun, tindakan tegas seperti Protokol Montreal yang berhasil membalikkan kerusakan lapisan ozon menunjukkan bahwa perubahan positif mungkin dilakukan.

Institusi keuangan semakin terpapar risiko terkait alam dalam portofolio dan investasi mereka. Misalnya, perusahaan di sektor pertanian dan kehutanan mungkin menghadapi risiko penurunan hasil panen dan kehilangan spesies. Bank Sentral Eropa atau The European Central Bank (ECB) melaporkan bahwa 75% pinjaman bank di kawasan Euro diberikan kepada perusahaan dengan ketergantungan besar pada alam.

Regulator juga meningkatkan tekanan. The Network for Greening the Financial System dan ECB merekomendasikan agar institusi melakukan stress-test untuk risiko terkait keanekaragaman hayati dan faktor lingkungan lainnya. Secara global, pengungkapan terkait alam diperkirakan akan menjadi kewajiban bagi institusi keuangan lebih cepat daripada pengungkapan terkait iklim.

Langkah-langkah Kunci dalam Strategi Alam

  1. Identifikasi Sektor dengan Eksposur Alam Tinggi: Identifikasi sektor-sektor dalam portofolio yang paling terpengaruh oleh risiko alam dan lakukan analisis dampak yang menyeluruh.
  2. Ukur Jejak Alam: Ubah wawasan kualitatif menjadi ukuran kuantitatif dampak dan ketergantungan. Pilih metrik dan data yang sesuai untuk analisis yang lebih mendalam.
  3. Tentukan Jalur Penciptaan Nilai: Fokus pada optimalisasi risiko dan identifikasi peluang investasi dalam solusi berbasis alam setelah mengevaluasi dampak dan ketergantungan.
  4. Tetapkan Target yang Jelas: Meskipun menetapkan target terkait alam bisa menantang, penting untuk mulai dengan target yang realistis dan secara bertahap menuju target yang lebih ambisius.

Tantangan terkait alam memerlukan solusi ekosistem, yang berarti institusi keuangan harus bekerja sama dengan pemerintah, NGO, dan sektor swasta. Kerja sama ini termasuk pembiayaan untuk solusi berbasis alam dan membuat investasi terkait alam lebih menarik secara ekonomi.

Dengan strategi alam yang jelas dan dukungan dari mitra ekosistem, institusi keuangan dapat membantu menjaga keseimbangan alam, melindungi sumber daya kritis, dan membangun masa depan yang lebih berkelanjutan.

Artikel ini telah diterbitkan oleh BCG pada 19 September 2023 dengan judul For Financial Institutions, Nature Is the Next Frontier. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.