Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Generative AI, atau kecerdasan buatan generatif, telah menjanjikan peningkatan produktivitas yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Namun, pertanyaan penting yang muncul sekarang adalah, “Bagaimana cara kita mengaktifkannya dengan aman?”

Penting bagi perusahaan untuk menyadari bahwa generative AI bukan lagi sekadar proyek IT biasa yang terbatas dan dikendalikan oleh departemen IT saja. Aktivasi generative AI memerlukan komitmen dari seluruh perusahaan untuk literasi AI, melatih kembali, dan realokasi sumber daya dengan panduan yang berfokus pada manusia.

Kerangka Implementasi Generative AI

Perusahaan harus memperhatikan kerangka implementasi generative AI:

Menggali Potensi: Memahami kemampuan khusus dari Large Language Models (LLM) untuk menerapkan kasus penggunaan yang praktis.

Mitigasi Risiko: Membentuk Komite Risiko AI untuk mengawasi eksperimen dan mengembangkan Kerangka Risiko AI yang melintasi seluruh organisasi.

Mengimajinasikan Kembali Pekerjaan: Mendesain kembali pekerjaan untuk memanfaatkan antara kombinasi bakat dan otomatisasi saat AI terus berkembang.

Potensi dan Risiko Generative AI

Generative AI memiliki potensi untuk mengubah cara kita bekerja, berkarya, dan berinovasi. Namun, perlunya membangun literasi AI, infrastruktur yang tepat, dan panduan yang kuat tidak boleh diabaikan.

Perusahaan perlu mengadopsi strategi yang mencakup AI sebagai upaya yang memfokuskan pada manusia. Dengan pendekatan yang benar, generative AI memiliki potensi untuk merombak lanskap bisnis dan meningkatkan nilai secara signifikan.

Artikel ini telah diterbitkan oleh Mercer, dengan judul “How Do Firms Safely Activate Generative AI?” . Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.