Industri penerbangan dan dirgantara menghadapi tantangan besar dalam memenuhi harapan para pemangku kepentingan terkait dengan isu lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG).
Dalam menghadapi transisi menuju ekonomi global yang lebih berkelanjutan, industri ini perlu mengidentifikasi risiko dan peluang yang muncul dari faktor ESG untuk memastikan keberlanjutan dan ketahanan jangka panjang mereka.
Lingkungan
Kriteria lingkungan mencakup dampak organisasi terhadap planet ini, termasuk total emisi sebagai ukuran komitmen terhadap penanganan pemanasan global. Perusahaan penerbangan perlu mengadopsi standar seperti Greenhouse Gas Protocol untuk menetapkan target menuju penggunaan karbon rendah. Selain itu, dampak lingkungan dari kegiatan manufaktur di sektor dirgantara juga menjadi indikator penting.
Sosial
Kriteria sosial menilai bagaimana perusahaan memperlakukan dan menghargai karyawannya serta komunitas yang lebih luas. Ini mencakup kebijakan manajemen tenaga kerja, komitmen terhadap inklusi dan keberagaman, serta keamanan dan kualitas produk. Di sektor manufaktur dirgantara, etika rantai pasokan dan manajemen hubungan semakin penting untuk memastikan standar tenaga kerja yang adil.
Tata Kelola
Kriteria tata kelola menilai praktik tata kelola perusahaan, termasuk struktur dewan, kualitas audit, transparansi, dan kompensasi eksekutif. Fokus utamanya adalah kepatuhan terhadap kewajiban dan kerangka kerja, seperti yang diperkenalkan oleh the International Air Transport Association (IATA) dan International Civil Aviation Organization (ICAO).
Uji Stres ESG dan Perubahan Iklim
Berdasarkan survei Marsh, 60% responden di sektor ini menyadari dampak perubahan iklim dan faktor ESG terhadap pelanggan mereka. Namun, setengah dari perusahaan yang disurvei memiliki pengukuran terbatas terhadap risiko perubahan iklim dan ESG, sementara setengah lainnya tidak melakukan uji stres terhadap ancaman ini sama sekali. Hal ini menyoroti perlunya persiapan yang lebih baik dalam menghadapi transisi menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan.
Rencana yang ditetapkan hari ini sangat penting untuk keberlanjutan dan ketahanan jangka panjang sektor penerbangan dan dirgantara. Tindakan kunci yang perlu diambil meliputi:
– Menilai implikasi ESG bagi organisasi menggunakan data industri, model iklim fisik, dan perspektif pemangku kepentingan.
– Menganalisis dan menetapkan cara untuk mengontrol risiko fisik, transisi, dan reputasi terkait ESG.
– Menganalisis kebutuhan pelaporan eksternal.
Dengan melakukan hal ini, perusahaan dapat mendukung penerapan prioritas ESG sesuai dengan selera risiko organisasi dan menghasilkan praktik dalam kerangka manajemen sumber daya lingkungan yang mapan.
Artikel ini telah diterbitkan oleh Marsh, dengan judul ESG Performance is Key Focus for Aviation and Aerospace Industry. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.