India tengah mengalami revolusi finansial dan digital yang luar biasa. Dari kota-kota besar hingga pelosok desa, transaksi digital kini menjadi hal biasa, bahkan bagi bisnis kecil di daerah terpencil. Semua ini dimungkinkan berkat munculnya ribuan startup yang menjembatani kesenjangan layanan finansial di seluruh negeri, dengan menggunakan model bisnis dan teknologi yang inovatif.
Namun, di balik pertumbuhan pesat ini, terdapat tantangan besar yang harus dihadapi oleh perusahaan fintech. Risiko-risiko ini dapat dibagi menjadi beberapa kategori utama:
Risiko Finansial dan Operasional
Model bisnis disruptif memang membawa banyak inovasi, tetapi juga meningkatkan risiko finansial dan operasional. Risiko kredit, likuiditas, pasar, dan infrastruktur cloud menjadi perhatian utama. Jika tidak dikelola dengan baik, risiko ini dapat mengancam stabilitas finansial perusahaan.
Risiko Regulasi dan Kepatuhan
Dengan pertumbuhan jumlah pelanggan dan volume transaksi, risiko ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan peraturan seperti anti pencucian uang dan know-your-customer (KYC) semakin meningkat. Di negara berkembang seperti India, di mana regulasi digital masih dalam tahap evolusi, risiko ini menjadi semakin kompleks.
Risiko Teknologi dan Keamanan Siber
Inovasi teknologi membawa serta kerentanan terhadap pelanggaran data, peretasan, dan kegagalan sistem. Perusahaan fintech harus selalu waspada terhadap ancaman-ancaman ini untuk melindungi data dan sistem mereka.
Risiko Reputasi dan Hukum
Tindakan dari regulator dan badan hukum dapat berdampak besar pada reputasi dan operasional perusahaan. Kerugian reputasi dan risiko hukum akibat tindakan ini bisa sangat merusak.
Risiko Strategis dan Keberlanjutan Bisnis
Kompetisi yang ketat, kejenuhan pasar, dan keusangan teknologi merupakan tantangan besar. Perusahaan harus memiliki strategi yang kuat untuk menghadapi risiko-risiko ini dan memastikan keberlanjutan bisnis mereka.
Pemimpin industri fintech menunjukkan bahwa pertumbuhan yang berkelanjutan dan manajemen risiko yang efektif hanya mungkin dengan pendekatan berbasis data dan teknologi yang proaktif. Berikut adalah beberapa langkah penting dalam manajemen risiko:
Network Graph Analytics (NGA)
NGA sangat efektif dalam mendeteksi koneksi antara entitas untuk mengidentifikasi kelompok yang terlibat dalam aktivitas ilegal. Dengan analisis ini, perusahaan dapat mengidentifikasi node penting dan pola dalam jaringan yang berpotensi berbahaya.
Analisis Data Tidak Terstruktur
Algoritma analisis digunakan untuk mengolah data tidak terstruktur seperti dokumen KYC, audio, teks, dan gambar. Hal ini membantu dalam penilaian risiko dan investigasi penipuan.
Pencegahan Spoofing Perangkat
Dengan menggunakan sistem manajemen perangkat dan keamanan aplikasi, perusahaan dapat mendeteksi dan mencegah spoofing perangkat, yang sering digunakan untuk melakukan penipuan atau akses tidak sah.
Pemantauan Ancaman Secara Real-time
Menggunakan alat seperti SIEM, AI/ML, dan NTA, perusahaan dapat mendeteksi dan merespons ancaman keamanan secara real-time, mencegah kerusakan yang lebih besar.
Di tengah pertumbuhan pesat industri fintech di India, penting bagi perusahaan untuk mengadopsi teknologi modern untuk mengelola risiko dan mencegah penipuan. Dengan analitik data, algoritma machine learning, dan alat inovatif lainnya, perusahaan fintech dapat tetap berada di depan potensi risiko dan memberikan pengalaman yang aman bagi pelanggan mereka.
Artikel ini telah diterbitkan oleh Alvarez and Marsal, dengan judul “Leveraging Analytics and Technology to Mitigate Risks in The Fintech Industry” pada 21 Februari 2023. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.