Penulis: Winsky
Sekretariat GRC Association
Rabu, 18 Desember 2019, Indonesia Risk Management Professional Association (IRMAPA) bekerja sama dengan Proxis LinguaBahasa mengadakan pelatihan publik dengan tema Komunikasi dan Konsultasi yang Efektif dalam Penerapan Manajemen Risiko. Pelatihan ini diselenggarakan di Hotel Aston Rasuna, Jakarta Selatan, dengan fasilitator Bapak Charles R. Vorst, Sekretaris Jenderal IRMAPA, dan sekaligus Technical Adviser CRMS Indonesia, serta Bapak Ivan Lanin, Direktur Proxis LinguaBahasa.
Beberapa manfaat dari pelatihan ini adalah menyediakan informasi dan diskusi seputar komunikasi dan konsultasi yang efektif guna mendukung efektivitas penerapan manajemen risiko, antara lain:
- Ragam bentuk komunikasi dan konsultasi yang dapat digunakan;
- Struktur komunikasi dan konsultasi yang efektif;
- Persiapan yang diperlukan untuk komunikasi dan konsultasi;
- Membangun keterlibatan para pihak dalam komunikasi dan konsultasi;
- Faktor penentu keberhasilan & kegagalan dalam komunikasi dan konsultasi, serta banyak lainnya.
Pelatihan ini dibuka oleh Bapak Charles R. Vorst yang sekaligus menyampaikan paparannya mengenai manajemen risiko dalam SNI ISO 31000. Beliau menjelaskan bahwa berdasarkan SNI ISO 31000, manajemen risiko diterapkan dengan sebuah pendekatan sistematis guna menentukan tindakan terbaik dalam berhadapan dengan situasi dan kondisi yang penuh dengan ketidakpastian. Terdapat 3 hal yang utama dalam manajemen risiko berbasis SNI ISO 31000, yaitu Prinsip Manajemen Risiko, Kerangka Kerja Manajemen Risiko dan Proses Manajemen Risiko. Khususnya di dalam Proses Manajemen Risiko, terdapat rangkaian aktivitas penetapan lingkup, konteks, kriteria risiko, penilaian risiko, komunikasi dan konsultasi, pemantauan dan peninjauan, serta pencatatan dan pelaporan. Merujuk pada rangkaian aktivitas tersebut, pelatihan ini difokuskan untuk membahas aktivitas ‘Komunikasi dan Konsultasi’ dalam manajemen risiko. Alasan utama pembahasan adalah karena komunikasi dan konsultasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam rangka memastikan penerapan manajemen risiko berbasis SNI ISO 31000 dapat berjalan secara efektif sekaligus merupakan “jembatan penghubung” yang membangun interaksi antar pemangku kepentingan sesuai yang dibutuhkan oleh penerapan manajemen risiko. Selain itu, dijelaskan pula beberapa hal penting lainnya seperti tujuan dari komunikasi dan konsultasi dalam manajemen risiko, antara lain: menghasilkan informasi yang memadai untuk mendukung pengawasan terhadap efektivitas pengelolaan risiko, serta pengambilan keputusan yang diperlukan.
Paparan selanjutnya disampaikan oleh Bapak Ivan Lanin yang menyampaikan tentang komunikasi dan konsultasi yang efektif dalam manajemen risiko. Beliau menyampaikan bahwa komunikasi dan konsultasi harus dilaksanakan dan dapat dipahami dengan baik agar penerapan manajemen risiko dapat mencapai sasarannya. Dalam paparannya beliau juga mengajak peserta untuk berdiskusi mengenai bentuk komunikasi dan konsultasi yang efektif, baik dalam manajemen risiko maupun dalam melaksanakan pekerjaan masing-masing. Melalui diskusi ini para peserta mendapatkan banyak masukan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi dan konsultasi dalam konteks pengelolaan risiko serta dalam konteks pekerjaan sehari-hari, baik dalam ragam bahasa lisan serta tertulis.
Beberapa manfaat dari komunikasi dan konsultasi risiko yang efektif yang penulis ambil dari materi pelatihan dan hendak penulis bagikan kepada para pembaca, yaitu:
- Menyatukan beragam area keahlian pada tiap tahap proses manajemen risiko;
- Memastikan berbagai pandangan dipertimbangkan dengan memadai saat menentukan kriteria risiko dan saat mengevaluasi risiko;
- Memberikan informasi yang memadai untuk memfasilitasi pengawasan risiko dan pengambilan keputusan;
- Membangun rasa keterlibatan dan kepemilikan di antara pihak yang terpengaruh oleh risiko.
Pelatihan ini ditutup secara bersama oleh kedua fasilitator pada pukul 15.30 dan diakhiri dengan sesi foto bersama.