Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

ChatGPT, yang diluncurkan pada November 2022, menarik perhatian pasar secara cepat dengan mencapai 100 juta pengguna dalam waktu dua bulan. Antusiasme untuk memanfaatkan potensi besar Generative AI (GenAI) semakin meningkat di kalangan pemimpin bisnis.

Para pemimpin bisnis perlu memahami risiko dan manfaat yang terkait dengan GenAI. Dengan dampak disruptif potensial terhadap bisnis, penting bagi pemimpin untuk aktif terlibat dan bereksperimen dengan teknologi ini guna tetap kompetitif dan beradaptasi dengan perubahan lanskap bisnis.

Meskipun teknologi ini menjanjikan banyak hal, GenAI masih dalam tahap awal dan memerlukan kesadaran serta persiapan terhadap risiko-risiko yang mungkin muncul. Risiko ini termasuk kemungkinan perubahan dalam lanskap hukum dan regulasi yang masih berkembang.

Pertimbangan etika, tata kelola, keamanan, kepatuhan, dan manajemen perubahan harus menjadi landasan dari setiap program AI. Pembuat kebijakan perlu mengembangkan kerangka tata kelola yang mampu menangani berbagai kasus penggunaan GenAI dengan pendekatan yang sesuai.

GenAI menawarkan berbagai peluang bagi organisasi untuk berinovasi, meningkatkan interaksi pelanggan, dan menyederhanakan operasi, yang dapat meningkatkan daya saing. Beberapa aplikasi potensial dari GenAI meliputi:

Wawasan dan Dukungan Keputusan: Menganalisis data besar untuk menghasilkan wawasan yang dapat membantu pengambilan keputusan.

Otomatisasi: Mengotomatiskan tugas berulang untuk mengurangi kesalahan dan meningkatkan efisiensi.

Model Bisnis Baru: Menciptakan peluang bisnis baru seperti produk interaktif atau layanan inovatif.

Manajemen Risiko dan Kepatuhan: Memantau perubahan regulasi dan memastikan kepatuhan, serta mengambil tindakan untuk mengurangi risiko pelanggaran.

Keberhasilan dengan GenAI bergantung pada kemampuan untuk menyeimbangkan risiko dan manfaat untuk mendapatkan keuntungan yang ditawarkan teknologi ini.

Artikel ini telah diterbitkan oleh Proitiviti, dengan judul Success With Generative AI Requires Balancing Risk With Reward Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.