Direktur perusahaan harus teliti dalam menilai proposal manajemen, karena sering kali CEO dan pejabat senior memiliki tujuan ganda. Visi pribadi mereka bisa bertentangan dengan misi perusahaan, menimbulkan tantangan dalam menyelaraskan tujuan pribadi dengan tujuan bisnis.
Dualisme ini merujuk pada konflik antara tujuan individu dan perusahaan. Jika tidak dikelola dengan baik, hal ini dapat mengarah pada skandal korporat. Direktur harus bertindak sebagai penjaga yang cermat untuk mencegah dampak negatif terhadap reputasi perusahaan.
Etika bisnis harus menjadi fondasi keputusan dan tindakan. Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan nilai jangka panjang bagi pemegang saham dan memenuhi kebutuhan stakeholder lainnya. Namun, seringkali pimpinan perusahaan yang seharusnya independen malah terpengaruh oleh kepentingan pribadi.
Kemandirian direktur sangat penting. Mereka harus memiliki integritas dan rasa ingin tahu intelektual untuk memberikan masukan konstruktif dan menjaga kepentingan perusahaan. Tanpa kemandirian, keputusan menjadi terpengaruh oleh kepentingan pribadi, berisiko merusak etika bisnis dan keberlanjutan perusahaan.
Aliansi yang tidak tepat antara CEO, Ketua Dewan, dan Ketua Komite Audit dapat merusak perusahaan. Masalah seperti tujuan bisnis yang kabur dan pengabaian etika bisnis dapat mengarah pada keruntuhan perusahaan.
Direktur memiliki tanggung jawab fidusia untuk melindungi kepentingan perusahaan, layaknya seorang dokter yang merawat pasien. Kemandirian dan tanggung jawab moral sangat penting untuk menjaga integritas dan keberlanjutan perusahaan. Setiap keputusan dan pengeluaran harus selaras dengan misi jangka panjang perusahaan.
Artikel ini telah diterbitkan oleh ERMA dengan judul A Poor Balance of Interests: The Crucial Role of Corporate Directors. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.