Risiko likuiditas adalah salah satu aspek krusial dalam dunia keuangan yang memerlukan pemahaman dan manajemen yang matang dari lembaga keuangan. Dalam konteks ini, muncul pendekatan yang lebih maju dalam menghitung risiko likuiditas pada pembiayaan derivatif, memberikan peluang bagi lembaga keuangan untuk memahami risiko tersebut dengan lebih baik daripada menggunakan metode historis yang umum digunakan.
Pendekatan historis, sering kali diterapkan oleh regulator, cenderung mengandalkan data aliran kas masa lalu. Namun, kelemahan pendekatan ini adalah kurang representatif terhadap kondisi pasar saat ini serta ketergantungannya pada periode historis tertentu yang mungkin tidak mencakup peristiwa penting.
Sebagai alternatif yang lebih canggih, ada pendekatan yang melihat ke depan, yaitu berdasarkan profil eksposur kredit lawan dari portofolio derivatif OTC (Over-the-Counter). Pendekatan ini, yang dikenal sebagai Advanced Method for Additional Outflows (AMAO), menggunakan model eksposur masa depan untuk mengevaluasi risiko kredit lawan. Dengan demikian, lembaga keuangan dapat memperkirakan potensi kebutuhan dana operasional dengan lebih akurat.
Proses estimasi dalam pendekatan ini melibatkan generasi skenario, simulasi eksposur, agregasi, dan manajemen risiko. Dengan mengadopsi pendekatan ini, lembaga keuangan dapat merespons perubahan kondisi pasar dengan lebih efektif, meningkatkan daya tanggap dan ketepatan dalam pengelolaan risiko likuiditas.
Kesimpulannya, penting bagi lembaga keuangan untuk menerima dan mengadopsi pendekatan yang lebih maju dalam mengelola risiko likuiditas dalam portofolio derivatif OTC. Dengan demikian, mereka dapat lebih siap menghadapi tantangan yang kompleks dan beragam di dunia keuangan yang selalu berubah.
Artikel ini telah diterbitkan oleh PRMIA pada Mei 2023, dengan judul A Better Way of Calculating Derivative Funding Liquidity Risk. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.