Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Dalam era Revolusi Industri Keempat, adopsi teknologi baru telah mengubah ekonomi global secara signifikan. Salah satu teknologi yang berperan penting dalam perubahan ini adalah kecerdasan buatan (AI). AI membawa berbagai manfaat seperti peningkatan produktivitas, pengambilan keputusan yang lebih baik, otomatisasi tugas, dan efisiensi di semua sektor. Namun, seiring dengan keuntungan tersebut, AI juga membawa tantangan besar terkait privasi data dan keamanan siber.

Penggunaan AI sering kali melibatkan data pribadi yang harus dilindungi sesuai dengan undang-undang privasi dan perlindungan data. Misalnya, dalam pengaturan AI di bawah Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR) Uni Eropa, penting untuk memastikan bahwa dasar hukum penggunaan data pribadi jelas, melakukan penilaian dampak perlindungan data, dan mengelola data dengan cara yang akurat dan relevan.

Selain regulasi, prinsip etika juga mengharuskan organisasi untuk memiliki praktik privasi yang kuat. Ini penting untuk menghindari risiko reputasi dan hukum yang dapat timbul jika privasi data tidak dikelola dengan baik.

Keamanan siber menjadi tantangan besar dalam implementasi AI. Sistem AI sering menjadi target serangan karena kompleksitas dan data besar yang mereka gunakan. Untuk itu, penting bagi organisasi untuk mengembangkan strategi keamanan yang kuat, termasuk evaluasi metode keamanan yang ada, pengembangan alat dan strategi baru, serta standar teknis yang ketat.

Risiko Keamanan yang Dihadapi AI

Beberapa risiko keamanan yang dihadapi oleh AI termasuk:

Serangan data: Serangan yang memperkenalkan data jahat atau kebisingan yang tidak berarti ke dalam sistem AI, menyebabkan kesalahan dalam tugas yang dimaksudkan.

Akses tidak sah: Upaya untuk mencegah penyerang mendapatkan akses ke sistem AI dan melatih model dengan data berbahaya.

Kesalahan kritis: Kesalahan yang dapat terjadi dalam aplikasi keselamatan kritis seperti kendaraan otonom, yang dapat membuat kesalahan berdasarkan input yang salah.

Strategi untuk Mengelola Risiko Privasi dan Keamanan Siber dalam AI

Organisasi harus mengembangkan strategi yang mencakup pengelolaan privasi dan keamanan siber secara keseluruhan. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:

Tata kelola yang jelas: Pembentukan komite atau kelompok kerja yang menangani pengawasan dan persyaratan privasi data dan keamanan siber dalam proyek AI.

Kerangka risiko AI: Pengembangan kerangka risiko AI yang mencakup kontrol privasi dan keamanan yang relevan pada tahap pengembangan dan pengadaan AI.

Pelatihan dan kesadaran: Meningkatkan keterampilan dan keahlian tim terkait untuk mengidentifikasi, menilai, dan memperbaiki masalah yang muncul.

Penggunaan teknologi peningkatan privasi: Eksplorasi penggunaan teknologi peningkatan privasi dan alat jaminan AI untuk mendukung tujuan privasi data dan keamanan siber.

Menjaga privasi dan keamanan siber merupakan faktor penting dalam keberhasilan adopsi AI. Dengan strategi yang tepat, organisasi dapat memanfaatkan teknologi AI secara maksimal sambil mengelola risiko yang ada. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan kepercayaan konsumen tetapi juga memastikan kepatuhan terhadap regulasi dan standar industri yang berlaku.

Artikel ini telah diterbitkan oleh Technology Dispatch, dengan judul Managing Privacy and Cybersecurity Risks for Successful AI Adoption. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.