Dalam dunia yang terus berubah dengan cepat, kemajuan teknologi, konflik geopolitik, dan inovasi baru yang gelap menyebar di antara berbagai pelaku buruk. Sebagai hasilnya, pemerintah, bisnis, dan warga di seluruh dunia menghadapi risiko siber yang signifikan.
Empat tren ini kemungkinan akan mendominasi diskusi keamanan siber dalam beberapa bulan dan tahun mendatang.
- Serangan Siber Akibat Konflik Geopolitik
Konflik seperti invasi Rusia ke Ukraina tidak hanya meningkatkan kekerasan fisik, tetapi juga menciptakan lonjakan serangan siber. Ini menunjukkan bahwa ketegangan geopolitik dapat menghasilkan ancaman digital yang serius bagi bisnis dan individu di seluruh dunia.
- Ancaman dari Kecerdasan Buatan Generatif
Kemajuan dalam kecerdasan buatan, seperti ChatGPT, memungkinkan pembuatan konten palsu yang sangat meyakinkan. Ini bisa digunakan oleh penjahat siber untuk menyebarkan phishing dan disinformasi dengan lebih efektif, meningkatkan risiko bagi semua orang yang menggunakan internet.
- Regulasi Keamanan Siber yang Ketat
Pemerintah semakin menyadari pentingnya melindungi infrastruktur kritis dari serangan siber. Regulasi baru mungkin akan mewajibkan perusahaan untuk memperkuat sistem keamanan mereka, yang akan mempengaruhi cara bisnis beroperasi.
- Peningkatan Pengawasan Risiko Siber oleh Perusahaan
Pengelolaan risiko siber menjadi semakin penting bagi perusahaan, dengan dewan dan eksekutif memainkan peran kunci dalam memastikan perlindungan yang memadai terhadap serangan siber. Pelatihan dan pembaruan kebijakan akan menjadi kunci untuk menghadapi tantangan ini.
Dengan meningkatnya ketegangan geopolitik dan risiko teknologi baru, perusahaan harus memprioritaskan keamanan siber untuk melindungi bisnis dan karyawan mereka dari ancaman yang ada dan yang akan datang.
Artikel ini telah diterbitkan oleh OliverWyman pada Juni 2023, dengan judul 4 Trends Driving Cybersecurity Today. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.